“Bila tak diimbangi tekanan per CVT yang lebih keras, akan membuat V-belt lebih cepat bergerak masuk ke dalam secondary sheave. Ini bisa berdampak V-belt suka slip kala berakselarasi spontan,” terang Muhammad Muntakim, owner bengkel RI Matic Shop di Jl. Pondok Kopi Raya Blok F4 No.5, Pondok Kopi, Jakarta Timur.
Untuk mencegah hal itu, salah satunya bisa dengan mengganti per CVT dengan yang lebih keras.
Nah, untuk Vario 125, bila ogah pakai per CVT aftermarket, bisa subtitusi punya saudaranya, yakni PCX 150.
Kode partnya 23233-K36-J00 ini.
(BACA JUGA: Wuih, Tahun Berapa Nih Ya? Harga Honda C50 Ini Kayak Uang Jajan Kidz Zaman Now..)
Kelebihan per CVT PCX 150, dimensinya lebih tinggi dibanding bawaan Vario 125.
Ketika EM-Plus coba ukur selisihnya, lebih tinggi punya PCX 150 sekitar 13,5 mm.
Efeknya, akan membuat pergerakan secondary sliding sheave jadi lebih lambat dibanding pakai per CVT bawaan.
Nah, kombinasi pemakaian roller yang lebih enteng dan per CVT Vario 150 ini, akan membuat rasio bukaan belt bagian depan dan belakang berlangsung lebih enteng dari kondisi bawaan pabrik.
“Tapi ingat, per CVT-nya punya PCX 150 ya, bukan PCX 125 yang lama. Karena punya PCX 125 terlalu panjang. Efeknya kalau dipasang di Vario 125, akan bikin akselerasinya jadi enggak enak. Putaran mesin terlalu meraung di rpm atas. Sudah pernah saya jajal. Rollernya juga cukup turun 1 – 2 gram saja,” wanti Fikri yang seorang pembalap alias pemuda berbadan gelap ini, hehehe..
KOMENTAR