Atasan tadi biasanya dipadukan dengan celana baggy dan sepatu boots yang setiggi betis.
Namun beberapa kelompokk Bosozoku juga menggunakan jaket kulit serta celana jins sebagai seragam khas mereka.
Tak ketinggalan, ikat kepala serta masker bisa dibilang menjadi salah satu seragam wajib di kalangan ini.
Bōsōzoku berisikan remaja dari kelas ekonomi menengah ke bawah namun tak menutup kemungkinan juga diisi oleh pemuda berusia diatas 20 tahun.
(BACA JUGA : Ngeri! Betis Pentolan Geng Motor Moonraker Bolong Dihajar Timah Panas Polisi di Bogor)
Anggotanya pun tidak hanya berisikan laki-laki, namun juga perempuan yang punya dandanan sama namun lebih feminim.
Biasanya ketika menginjak 30 tahun para anggotanya akan pensiun namun beberapa masih ikut mengurusi anggota penerusnya.
Setelah pensiun dari bōsōzoku, mantan anggotanya akan kembali ke kehidupan normal namun juga tak sedikit yang menjadi anggota Yakuza.
Seperti yang dilansir Japantime.co.jp, pada tahun 2011 lalu masih ada sekitar 9.000 anggota aktif bosozoku.
Berdasar data Kepolisian Jepang, geng ini mencapai puncaknya pada tahun 1982 yaitu dengan anggota sejumlah 42.510 orang.
Walaupun saat ini masih terdapat bōsōzoku, namun kegiatan mereka tidak lah sebrutal para pendahulunya.
Bisa dibilang kekerasan antar geng maupun penyerangan terhadap pengguna jalan yang lain nyaris tak terlihat.
Hanya saja kebudayaan mereka seperti rolling dalam jumlah yang sangat besar serta penggunaan motor yang serampangan masih meresahkan masyarakat.
(BACA JUGA : Satudarah, Geng Motor Rasa Indonesia yang Beken di Tanah Eropa)
Berbicara soal bōsōzoku tidak akan lepas dari modifikasi pada motor mereka yang cukup nyeleneh bagi kita.
Penasaran dengan kisah modifikasi ala Bosozoku? Ikutin terus.
Dan agar lebih paham mengenai sub-culture satu ini, coba aja tonton video di bawah.
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR