Sayangnya, keuntungan ini bisa jadi bumerang jika pemakaian motor tak sesuai sifat platinum.
Misalnya, motor dengan kompresi rendah, atau motor yang pemakaiannya di dalam kota saja.
(BACA JUGA : Jangan Asal, Ini Tips Kencangkan Baut Tanpa Kunci Torsi)
"Pokoknya tak cocok untuk motor pemakaiannya standar," tukasnya.
Karena platinum yang lebih tahan panas dari nikel, busi platinum masuk kategori busi dingin.
Artinya, dipakai di mesin berkarakter panas, rpm tinggi, kompresi pun tinggi.
Spek ini sudah diterapkan di motor modern, dengan kompresi di atas 10 : 1.
Dari semua kondisi itu, Dodi menyebut, busi platinum, mestinya bisa mendongkrak power motor.
"Sebab hantaran pengapian dari koil membaik. Lentikan apinya pun lebih sempurna. Akhirnya, pembakaran bensin di ruang bakar lebih sempurna," pungkasnya.
(BACA JUGA : 4 Tips Jitu Biar Aman Saat Ngegas Motor di Musim Hujan)
Tapi, jika kondisi mesin yang disyaratkan demi pake busi platinum tak terpenuhi, Dodi akui hasilnya bisa sebaliknya.
"Misal, mesin kompresi rendah, muntir gas di rpm rendah, malah bikin ujung elektroda diselimuti kerak sisa pembakaran. Makanya mesin bisa panas, tenaga loyo, atau sampai mati," tutupnya.
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR