Dalam proses mencari perbandingan udara dan bensin yang diinginkan, Hardy juga sembari nyetting knalpot Leo Vince Cobra yang ditugasi menyalurkan gas buang.
“Coba riset headernya (leher knalpot). Dicari diameter yang pas. Modelnya dibikin 2-1,” paparnya.
Dari beberapa kali uji coba, akhirnya didapat diameter leher knalpot yang cucok.
(BACA JUGA : Tepuk Jidat.. Motor Rp 392 Juta Dipakai Buat Ngeringin Padi)
“Setelah jajal 3 macam diamater pipa, hasil terbaik didapat ketika pakai pipa berdiameter dalam 1 ¼ inci (38 mm). Sementara pada titip pertemuan 2 header, gue kombinasi dengan pipa berdiameter dalam 50 mm,” jelas Hardy.
Selain itu, lanjutnya, perancangan konstruksi saluran gas buang tersebut dibuat minim tekukan ekstrem. Sasarannya tak lain untuk meminimalkan hambatan pada aliran gas buang.
“Makanya bikin headernya pakai sistem elbow biar tekukannya gak peyang,” tukas Hardy.
Hasilnya tak sia-sia, saat uji dyno di bengkel Ultraspeed Racing, dapur pacu Ninja 250 milik Yohanes sukses meraih tenaga sebesar 31,4 hp di putaran 12.323 rpm atau naik hampir 3 dk dari kondisi standarnya yang berada di kisaran 28,79 dk.
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR