MOTOR Plus-online.com - Tidak asing lagi di dunia balap motor istilah total loss sendiri pastinya.
Karena, jenis modifikasi pengapian ini sudah turun-temurun diaplikasikan pada motor untuk mengejar performa biar makin ciamik.
Kalau dari sejarahnya, jenis pengapian ini muncul pada awal tahun 2000-an.
Kala itu orang yang pertama menerapkan adalah Sugiono alias Bobeng, asal Purwokerto.
(BACA JUGA:Ada yang Tahu, Apa Alasan Orang Mau Membeli Honda Astrea Grand?)
Awalnya sempat dianggap aneh, karena saat itu kebanyakan motor masih menganut sistem pengapian AC.
Arus listrik yang disuplai ke CDI mengandalkan sepul yang masih AC, meskipun lewat kiprok terlebih dahulu.
Tetapi lain halnya dengan sistem pengapian DC, yang arus listriknya ke CDI bisa disuplai langsung dari aki.
"Meski sepul mati, mesin tetap hidup asalkan setrum aki masih cukup untuk CDI," kata Bobeng, seperti dikutip dari otomotifnet.gridoto.com.
(BACA JUGA:Ada yang Tahu, Apa Alasan Orang Mau Membeli Honda Astrea Grand?)
Karena itulah, sebenarnya magnet tidak perlu dipakai.
"Apalagi kalau sudah menggunakan magnet bikin berat kerja mesin.
Biar putaran enteng, bisa lepas magnet," ujar Bobeng.
Lepas magnet inilah yang akhirnya disebut dengan total loss.
(BACA JUGA:Ada yang Tahu, Apa Alasan Orang Mau Membeli Honda Astrea Grand?)
Untuk tahap awalnya, bisa dicoba dengan melepas sepul terlebih dahulu.
Itu bisa dilakukan di Yamaha Mio atau Jupiter yang jenis pengapiannya DC.
"Dilepasnya sepul magnet, bisa bikin putaran mesin ringan".
"Karena tidak ada gaya tarik antara magnet dengan besi angker di gulungan sepul," beber Bobeng.
Jika masih belum puas juga, lempengan besi berani yang ada di magnet juga bisa dicopot.
(BACA JUGA:Motor Lawas Bakal Diproduksi Kembali? Yamaha Indonesia Kepentok Mesin 2-Tak)
Caranya cukup dicungkil dengan pahat baja dan palu.
Masih kurang ringan juga?
Caranya bisa dibubut lagi mangkuk magnetnya.
Tapi kalau masih sayang buat bubut magnet, tenang ada cara lainnya lagi.
"Untuk itu, bisa diganti dengan lempengan besi yang lebih tipis dan ringan," lanjut Bobeng.
Supaya CDI DC yang dipakai bisa sesuai sama aslinya.
Jangan lupa juga dibuatkan pick sensor atau sensor pulser.
Umumnya tinggi tonjolan 1,2 mm sampai 2 mm.
Dan panjang tonjolan mengikuti ukuran standar, atau tergantung CDI yang dipakai.
Sebagai contohnya, Yamaha Vega yang punya panjang pick up pulser 57,55 mm.
Perlu diingat, posisi pick up pulser harus sama ketika dipasang.
Tentu agar derajat atau timing pengapian sama seperti saat menggunakan magnet standar dan bandul buatan.
Oh iya, karena konstruksinya, pengapian total loss tidak dapat menyala jika aki pada motor drop atau soak ya Sob.
(BACA JUGA:Perdalam Lagi Kelebihan dan Kekurangan Injeksi dan Karburator, Fungsi Sama Performa Beda)
Hingga detik ini, jenis pengapian model rotoran ini masih banyak diaplikasikan oleh mekanik di motor drag bike.
Meski tidak selalu menjadi pilihan utama, karena saat ini banyak tersedi juga jenis pengapian yang menonjolkan performa lainnya.
Biar tambah jelas, tonton aja video berikut ini Sob.
KOMENTAR