MOTOR Plus-online.com - Bagi pehobi dunia otomotif yang merasakan masa remaja di era 1990-an hingga awal 2000.
Suzuki Satria 120R dan Yamaha F1ZR mungkin merupakan segelintir sepeda motor populer yang jadi idola pada masa itu. Dibekali mesin 2-Tak, kedua motor underbone alias bebek ini dianggap punya daya tarik tersendiri dibanding model lain yang eksis kala itu.
(BACA JUGA: Ngeri! Video Suzuki GSX-R1000 Hancur Lebur Usai Tabrak BMW S1000R yang Tergelincir)
Daya tarik ini pula yang membuat harga bebek sejenis Satria dan F1ZR relatif mahal pada masa itu. Sehingga tidak semua remaja berkesempatan untuk memilikinya.
Latar belakang itulah yang membuat Arya Seta mulai berpikir untuk berbisnis motor bebek 2-Tak.
Menurut Arya, motor bebek 2-Tak punya daya tarik tersendiri bagi pehobi motor yang punya pengalaman historis dengan motor tersebut.
Melalui brand Greenseta Motorestor, Arya mulai merintis usaha berdagang bebek 2-Tak hasil restorasi.
(BACA JUGA: Viral! Detik-detik Oknum Anggota TNI Halangi Ambulance, Ditegur Bikers Malah Lakukan Ini)
Ucapan Arya sudah terbukti. Saat pergelaran Pasar Jongkok Otomotif (Parjo) 2018, Greenseta tercatat berhasil menjual F1ZR lansiran 2001 dan Satria lansiran 2004 dengan harga puluhan juta rupiah.
F1ZR terjual di angka Rp 30 juta, sedangkan Satria laris di harga Rp 25 juta.
Sesuai tujuan awal, para konsumen yang disasar adalah "biker" yang ingin bernostalgia dengan motornya itu.
"Ada yang dulu tidak kesampaian beli, ada yang pernah kecelakaan dengan motornya itu, sama ada yang pernah jual motornya buat modal usaha.
Sekarang begitu sukses, dia mau beli lagi motor yang sama," kata Arya saat ditemui Kompas.com di arena Parjo 2018 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (7/4/2018).
(BACA JUGA: Heboh! Bukan Cuma Ninja 250, Motor Jiplakan Kawasaki Z250 Juga Ada, Bikin Bingung)
Ajang Parjo 2018 bukan satu-satunya arena jualan Greenseta.
Memanfaatkan media sosial Instagram, Greenseta sudah eksis berjualan motor 2-Tak restorasi.
Bahkan, pembeli F1ZR di ajang Parjo 2018 adalah seseorang yang sudah lebih dulu mengamati motor tersebut di akun Instagram Greenseta.
"Selama Parjo, enggak semua motor kita bawa ke sini. Ada yang tetap disimpan di workshop," ujar Arya.
Menurut Arya, sekarang ini Greenseta bisa merestorasi 3-4 motor setiap bulannya.
Dalam merestorasi dan menjual motor bebek 2-Tak, Arya menyatakan pihaknya akan mengamati dulu tren yang berkembang.
Jika ada salah satu jenis motor yang sedang banyak dicari, maka Arya akan segera mencari tipenya, tidak peduli kondisi.
(BACA JUGA: Jarang yang Tahu, Ternyata Ada Pelat Nomor Kendaraan 'Kebal' Polisi di Jalan Raya)
Menurut Arya, kondisi motor yang tidak baik masih bisa diperbaiki.
Untuk aksesori dan suku cadang, Arya mengaku punya rekanan untuk memasok barang-barang yang dibutuhkan.
Seluruhnya dijamin asli keluaran pabrikan.
"Jadi ada rekanan dan link yang masih bisa suplai.
Karena ada beberapa toko yang masih menyimpan stok," ucap Arya.
Arya tak sendiri. Menguntungkannya, ladang bisnis bebek lawas juga sudah dirasakan Zubastian Rachman, pria yang belum lama ini dikabarkan menjual satu unit Honda Astrea Grand lansiran 1991 seharga Rp 80 juta.
Seperti konsumen Arya, pembeli motor Grand milik Zubastian juga adalah pehobi yang punya pengalaman historis dengan motor tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nostalgia Biker dan Ladang Bisnis yang Menjanjikan",
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR