Yusuf diketahui bekerja sebagai driver ojek online. Ia sudah menjalani pekerjaan itu selama enam bulan.
Ibu Yusuf, Zahriana mengatakan anak ketiganya tersebut baru sekitar 15 hari terakhir mengikuti salah satu pengajian, yang tidak ia ketahui dimana keberadaannya.
"Paling ada lima belas hari dia mengikuti pengajian," kata Zahriana, Rabu (16/5/2018).
Zahriana menceritakan, menurut mualimah atau ustadzah tempatnya mengaji, Yusuf harus cepat ditarik dari pengajian yang diikutinya.
(BACA JUGA: Wah... Jokowi Bilang Begini Soal Ganti Rugi Motor yang Hangus saat Bom Bunuh Diri di Surabaya)
Jangan lama-lama lagi, karena bisa berbahaya tentang pemahaman agama yang diterimanya.
Ditanya dimana alamat tempat pengajian Yusuf berada, Zahriana tidak mengetahui dimana tempat pengajian anaknya tersebut, karena anak ketiganya itu juga tidak pernah mau terbuka.
"Setelah pengajian aku lihat dia tetap sembahyang, mengerjakan perintah Tuhan bagus-bagus," ujar Zahriana.
(BACA JUGA: Mengejutkan... Kapolri Jadikan Anak Kecil yang Naik Motor saat Insiden Bom di Mapolres Surabaya Sebagai Ini)
"Tapi tiap waktunya salat dia selalu bilang, 'Mak salat, nanti kalau nggak salat besar dosanya. Meninggalkan kewajiban besar dosanya'," tutur Zahriana menirukan ucapan anaknya itu.
Dijumpai di tempat yang sama, Zulfahri, ayah Yusuf, mengatakan polisi dan anaknya yang ditangkap sempat datang ke rumah.
"Tadi malam Yusuf datang ke rumah dibawa polisi. Mereka sempat mengucapkan salam meminta izin untuk masuk. Mereka bilang ada mau mencari barang di rumah kami," kata Zulfahri.
"Ditengokin orang itu. Entah apa yang dicari. Terus seluruh rumah di geledah, buku-buku di bawa petugas," sambungnya.
Zulfahri yakin anak ketiganya itu tidak terlibat jaringan teroris seperti yang diberitakan. Menurutnya, Yusuf anak yang baik.
"Harapan kita kalau bisa Yusuf dilepaskanlah. Karena kami pun orang susah, aku cuma kerja tukang becak dayung, yang biasa mangkal diterminal pancing depan Polsek. Anakku banyak bisa kasih makan sehari-hari saja sudah syukur," ujarnya.
KOMENTAR