(BACA JUGA: Jelang MotoGP Prancis, Rossi Malah Komentari Timnas Sepakbola Italia yang Bikin Dia Putus Asa)
Pere Riba tidak habis pikir bagaimana bisa regulasi dibuat untuk melemahkan tim.
"Aku berkata demikian karena jika tim mendapat hasil bagus, tidak benar kalau kau memberi hukuman ke mereka, malahan harusnya mereka berhak mendapat hadiah," kata Riba.
Pere Riba juga menuturkan MotoGP membatasi pembalap yang kompetitif, akan terjadi hal yang mengerikan.
"Di MotoGP jika Marquez atau Valentino dihukum karena mereka pembalap yang kompetitif, apa yang akan mereka lakukan? Mereka mungkin sudah meninggalkan MotoGP," tegas Riba.
(BACA JUGA: Mantap.. Diwawancara Reporter MotoGP, Hafizh Syahrin Sebut Indonesia Jadi Tuan Rumah MotoGP)
"Kita harus membuat regulasi berimbang tanpa membatasi siapa yang bagus," imbuhnya.
Di MotoGP, tidak ada rev limiter dan pembatasan penggunaan part motor.
Jadi tiap tim bebas menggunakan mesin seperti apa saja dan menggunakan part semahal apapun.
Untuk poin konsesi tetap ada di MotoGP agar tim yang jarang mendapat podium bisa lebih kompetitif.
(BACA JUGA: Gagal Jadi Pembalap Tim Pabrikan Yamaha, Johann Zarco Harus Sadar Diri)
Sementara tim yang sudah kompetitif (Ducati, Yamaha, dan Honda) tidak diperkenankan mengembangkan mesin di pertengahan kompetisi MotoGP.
Seperti yang diketahui, Kawasaki sangat dominan di World Superbike dengan menempatkan Jonathan Rea sebagai juara tiga tahun terakhir ini.
Selain itu, Tom Sykes (rekan Rea) juga tampil bagus dengan jadi runner-up di 2016 serta juara ketiga di 2015 dan 2017.
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR