MOTOR Plus-online.com - Perfoma mesin sangat tergantung dari kesempurnaan proses pembakaran dalam silinder.
Dimana keberhasilan itu ditunjang bunga api busi.
Apakah jarak loncatannya mampu membakar semua aliran gas bakar dari karbu atau injektor yang sistem dan waktunya sudah diatur CDI atau ECU.
Nah, untuk mengetahui kemampuan mesin dipengaruhi loncatan api busi tadi, Em-Plus dibantu Suwandi, mekanik NY Motor di Jl. Pangkalan Jati, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
(BACA JUGA : Pengamat MotoGP Yakin Bukan Karena Tangki, Tapi Yamaha yang Bikin Lorenzo Bisa Menang di Italia)
Melakukan tes perfoma mesin dengan cara mengatur celah atau gap busi di motor standar.
Mulai dari posisi gap sangat rapat, standar hingga yang paling renggang sekalipun.
Dari hasil tes, gap busi yang dilakukan di bebek Suzuki Smash Titan 115 dapat disimpulkan.
Untuk gap jarak busi sangat rapat dari ukuran standar atau lebih dekat ke elektroda, yang terjadi mesin agak sulit dihidupkan pastinya.
(BACA JUGA : Waduh.. Di Balik Pesta Rossi di MotoGP Italia, Vinales Justru Murka Tagih Janji Yamaha)
Kalaupun bisa hidup, akselarasi sering tersendat-sendat.
Bahkan di rpm idel atau langsam, tak jarang mesin mati mendadak.
Sebaliknya bila gap busi dibikin sangat renggang atau di atas 0,7 mm untuk ukuran standar Smash Titan 115.
Performa mesin memang sedikit lebih enak atau ringan dibanding gap busi standar.
(BACA JUGA : Enggak Mau Terlena, Podium di MotoGP Italia Bikin Rossi Paksa Yamaha Lakukan Ini)
Idelnya normal, namun pada saat mesin diajak bergasing tinggi, dari bagian dalam silinder terdengar suara gemericik mirip knocking tapi halus.
Artinya, gap busi standar adalah yang ideal.
Mesin mudah nyala, performa tetap optimal dan tidak boros bensin.
Dan hasil tes ini bisa jadi acuan pemilik motor dalam menentukan gap busi agar lebih memperhatian kondisi mesin, sehingga pencemaran udara bisa diminimalisasi.
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR