Benar saja, mereka langsung ngantri menyerbu fasilitas kursi refleksi dan pijat tradisional yang bisa dinikmati secara gratis. Tersedia juga bantar untuk tidur, hingga layar televisi. Puas memanjakan badan, para pemudik bisa ngeteh maupun ngopi yang juga gratis.
(BACA JUGA: Buat Pemudik yang Kembali ke Jakarta, Ini 10 Langkah Meminimalisir Kecelakaan di Jalan Raya)
Ditemui di areal pos terpadu, para pemudik mengaku senang dan mengapresiasi dengan adanya beragam fasilitas di sana. Hanya saja memang awalnya mereka mengira hendak dirazia oleh petugas.
"Saya kira awalnya dirazia, karena semua pemudik dimasukkan ke dalam ini. Pas di dalam ternyata disuruh istirahat. Banyak fasilitasnya bisa pijat dan urut gratis. Ada kopi dan teh juga, nyaman lah disini," ucap Indra pemudik asal Brebes yang hendak kembali ke ibu kota bersama anak dan istrinya.
Tidak hanya Indra yang menikmati kursi refleksi, anak perempuan dan istrinya juga ikut mengantri menikmati sensai pijat. Usai itu, keluarga kecil ini kompak ngeteh bersama.
Lanjut soal kelancaran arus mudik, Indra menyatakan mudik kali ini sangat lancar dibanding tahun-tahun yang lalu. Dia juga berharap tahun depan, pos terpadu untuk pemudik motor diperbanyak.
(BACA JUGA: Mudik Lebaran 2018 Catat 1.478 Insiden Kecelakaan dan 333 Orang Meninggal Dunia)
"Posko ini sangat baik membantu para pemudik motor. Saya paling suka dipijat. Harapannya tahun depan ini diperbanyak," singkatnya.
Terpisah Dirlantas Polda Jawa Barat, Kombes Prahoro tidak menampik memang awalnya banyak yang mengira aksi para Polwan di depan pos terpadu ialah untuk razia.
"Awalnya mereka ragu-ragu mau masuk meski ada bendera dan spanduk posko mudik. Lalu saat diarahkan, banyak dari mereka yang mengira akan diperiksa kelengkapan suratnya. Padahal kami minta supaya istirahat," tuturnya.
Terakhir Prahoro meminta para pemudik motor untuk tetap berhati-hati selama perjalanan arus balik. Mereka diminta mengutamakan keselamatan agar bisa kembali beraktifitas di kota perantauan.
KOMENTAR