(BACA JUGA : Heboh! Marc Marquez Ingin Gantikan Posisi Valentino Rossi di Yamaha Jika Nanti Pensiun)
Lorenzo menambahkan kalau dia sadar ada faktor keburuntungan sampai bisa jadi megastar di balapan aspal tertinggi di dunia.
“Tidak semua orang bisa seperti saya. Saya bisa bertemu dan dicintai banyak orang. Bisa balapan di arena yang paling bergengsi di dunia. I’m lucky,” urai Juara Dunia MotoGP 2010-2012.
Di sinilah faktor manusiawi Lorenzo kelihatan. Keburuntungan jadi faktor penting seseorang untuk mengejar impian. Jadi, bodoh banget kalau ada orang yang enggak percaya faktor keberuntungan.
“Tapi, jangan bicara keburuntungan saat anda malas-malasan. Cuma menunggu keberuntungan sambil tidur-tiduran,” sergap pembalap dunia yang disponsori pabrikan sepatu asal Inggris, Reebok.
(BACA JUGA : Membahayakan! Sirkuit Mijen, Semarang Dituntut Pembenahan Oleh Netizen)
“Seandainya kita sudah kerja keras, latihan dengan disiplin yang ketat, ikut banyak balapan, baru bicara beruntung atau tidak beruntung. Kalau gagal berarti belum beruntung, kalau berhasil ada faktor keberuntungan di balik itu semua,” kata Lorenzo.
Masa lalu Lorenzo pun turut mendukung.
Ada seseorang dibalik suksesnya sampai bisa menjejakan kaki di balapan dunia.
“Ayah saya. Tanpa diperkenalkan dengan dunia balapan. Saya tidak bisa jadi pembalap seperti sekarang. Kalau ibu saya enggak dukung. Dia takut lihat saya balapan motor. Maunya ibu saya jadi pembalap mobil. Tapi, saya enggak suka balapan mobil karena lingkungan saya lebih dekat dengan balapan motor,” tutup Lorenzo.
Gracias, bro!
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR