(BACA JUGA : Mantap.. Mulai 2 Juli Lalu Honda Sudah Tanamkan Sistem Anti Maling di Produknya)
"Untuk cara kerjanya alat ini punya sensor di helm yang ada sensor otak dan sensor nadi, nah ketika pengendara ngantuk, sensor otomatis akan bekerja dan gas nantinya kaburator akan berkurang sehingga motor akan pelan dan lampu sein akan menyala, dan ketika mengenakan helm akan ada bunyi getar dan itu lansung menyadarkan kita pengendara," jelas Kukuh sambil mengoperasikan alat.
Saat ini Hepinar masih pada jenis prototype alias masih pada tahap perancangan dan pengujian untuk disempurnakan kemudian hari.
Kukuh Priambodo patut berbangga, karena karyanya masuk nominasi Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang didanai oleh Kemenristekdikti. Total biaya yang dikeluarkan untuk menciptakan Hepinar menyedot dana sekitar Rp 4 juta.
"Ini alat masih prototype artinya masih perlu dikembangkan dan diuji rencananya akan kami sudah menghadap ke bagian kemahasiswaan untuk uji di sepeda motor, sembari nunggu monev (monitoring dan evaluasi) dari dikti," tambahnya.
(BACA JUGA : Enggak Nyangka, Ternyata Harga Vespa Sprint Carbon di Indonesia Lebih Murah Dari Thailand)
Sumardi selaku dosen jurusan teknik elektro, yang sekaligus menjadi pembimbing pada karya mahasiswa ini mengapresiasi ide cemerlang dari mahasiswanya.
Nantinya ia akan berkomunikasi dengan kepolisian mengenai operasional alat ini.
"Saya apresiasi ide dari mahasiswa soal Hepinar ini, masih prototype nantinya kita juga koordinasi dengan kepolisian bagian lalu lintas biar alat ini semakin baik kedepannya," tutur Sumardi.
Sumardi menambahkan, Hepinar rencananya akan diikutkan ke event internasional di Macau, China.
"Rencananya mudah-mudahan jika terealiasi kita ikut event di Macau, alat ini udah dijurnalkan dan semoga dengan ikut event internasional dapat memberi masukan terhadap alat ini kedepan," tegas Sumardi.
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR