Seperti F, anggota yang tergabung dalam sindikat tenda oranye umumnya berstatus sebagai residivis.
Polisi mengungkap kasus penjambretan seorang pedagang lumpia yang dilakukan oleh anggota komplotab Tenda Orange di Mapolres Metro Jakarta Barat pada Rabu (4/7/2018).
Polisi mengungkap kasus penjambretan seorang pedagang lumpia yang dilakukan oleh anggota komplotab Tenda Orange di Mapolres Metro Jakarta Barat pada Rabu (4/7/2018).
Adapun modus yang digunakan oleh sindikat itu yakni menjambret korban dengan mengendarai satu unit sepeda motor atau lebih.
Hengki mengatakan, setiap kelompok penjambret yang tergabung dalam sindikat tenda oranye dapat melakukan aksi penjambretan hingga lima kali sehari.
(BACA JUGA: Kecolongan, Kapolda SumSel Instruksikan Kapolres Tangkap Hidup Atau Mati Begal Yang Tewaskan Remaja 16 Tahun)
Setelah melakukan aksinya di berbagai wilayah di sekitar Jakarta, mereka biasanya akan berkumpul di markasnya guna menyerahkan hasil jambretannya.
Dihubungi terpisah, Kanit Krimum Polres Jakarta Barat AKP Rulian Syauri mengatakan, melalui serangkaian pengembangan hingga Kamis (12/7/2018), polisi telah mengamankan 7 anggota geng tenda oranye.
"Jadi total ada 7 yang kami amankan dan tiga di antaranya MD (tewas)," ujar Rulian, Kamis.
Ia mengatakan, saat ini jajaran Polres Jakarta Barat tengah mengejar pimpinan sindikat yang telah diketahui identitasnya.
2. Geng burung hantu
Di Jakarta Selatan, polisi mengungkap keberadaan komplotan pelaku begal di Bundaran Pondok Indah yang menamakan dirinya sebagai "geng burung hantu".
(BACA JUGA: Sadis! Belasan Begal Bacok Remaja 16 Tahun Hingga Tewas di Palembang, Honda Beat Korban Raib)
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar mengatakan, komplotan pelaku begal itu disebut geng burung hantu karena kerap beraksi lewat dini hari.
"Geng burung hantu karena dia biasanya (beraksi) dini hari, pukul 03.00, subuh," ujar Indra saat merilis kasus pembegalan di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kamis (5/7/2018).
Indra mengatakan, komplotan begal itu sudah beberapa kali menjalankan aksinya.
Menurut Indra, para pelaku begal itu biasanya menjalankan aksi dengan membawa celurit buatan sendiri.
Celurit tersebut digunakan untuk mengancam para korban.
Jika korban melawan, begal bisa melakukan apa pun untuk melumpuhkan korban.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar saat merilis kasus pembegalan di wilayah Jakarta Selatan di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kamis (5/7/2018).
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar saat merilis kasus pembegalan di wilayah Jakarta Selatan di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kamis (5/7/2018).
Penangkapan komplotan begal itu bermula saat warga melaporkan percobaan pencurian di salah satu rumah di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Selasa (3/7/2018).
Polisi langsung meluncur ke lokasi dan menggagalkan upaya pencurian oleh DB.
Saat diperiksa, DB menyebutkan identitas komplotannya.
Polisi kembali melakukan penyelidikan hingga menangkap empat tersangka lainnya.
Dari lima tersangka yang sudah ditangkap, dua di antaranya, WR dan TA, merupakan tersangka yang membegal sepeda Rp 35 juta milik Robertus Soutwell Bougie Hartono di Bundaran Pondok Indah pada 30 Juni 2018.
Komplotan pembegal itu sudah beberapa kali melakukan aksinya, di antaranya di Bundaran Pondok Indah, Kemang, dan Cipete.
3. Geng sapu bersih
Pada Minggu (8/7/2018), polisi mengungkap keberadaan kelompok jambret bernama geng sapu bersih atau saber.
Polisi menembak mati salah satu anggota geng sapu bersih berinisial BS (25) yang melancarkan aksinya pada Minggu (8/7/2018).
Kapolsek Cengkareng Kompol Khoiri mengatakan, aksi geng ini terungkap saat mereka melakukan penjambretan tas seorang wanita di kawasan Cengkareng pada Minggu malam.
Khoiri mengatakan, kejadian ini bermula ketika korban yang berinisial AR (42) bersama suaminya YP baru saja pulang dari rumah orangtuanya di Jalan Gunung Galunggung 9, Cengkareng, sekitar pukul 19.35 WIB.
Saat itu, korban menenteng sebuah tas jinjing.
Tiba-tiba dari arah belakang, tersangka BS yang mengendarai motor Vario langsung memepet motor korban dan merampas paksa tas milik korban.
Suami korban berteriak dan diketahui oleh anggota buser Polsek Cengkareng yang sedang melakukan pemantauan wilayah di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
Anggota buser langsung mengamankan BS untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Ternyata, BS bertindak sebagai eksekutor, sementara tiga rekannya yang berinisial DW, PB, dan RB melarikan diri.
4. Geng bad boys
Polisi mengamankan enam penjahat jalanan yang menamakan diri sebagai geng "bad boys".
Satu dari enam pelaku berinisial RS tewas tertembus peluru polisi saat mencoba melawan saat akan diamankan di kawasan Jalan Cakung Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (11/7/2018) dini hari.
Para anggota Bad Boys yang diamankan polisi dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Utara, Rabu (11/7/2018).
Para anggota Bad Boys yang diamankan polisi dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Utara, Rabu (11/7/2018).
Bad boys merupakan sebuah nama geng kejahatan jalanan yang sering melakukan aksinya di Jakarta Utara.
Kejahatan yang mereka lakukan antara lain penodongan, penjambretan, hingga pembegalan.
Beberapa waktu lalu, Kapolsek Cilincing Kompol Ali Zusron menyebut kelompok bad boys kerap melakukan kekerasan kepada korban-korbannya.
Kaum perempuan, kata Ali, sering jadi sasaran mereka.
"Selama ini memang terkenal sadis dia, ibu-ibu sasarannya. Sampai saat ini belum ada korban tewas. Tetapi yang luka berat ada, dibacok tangannya, atau ditusuk kalau korban enggak ngasih barangnya," kata Ali, Rabu (11/7/2018).
Ali menuturkan, kelompok ini sudah terbentuk sejak dua tahun yang lalu.
Selama itu pula polisi sering menindak tegas anggota bad boys dengan menembak mati mereka.
Adapun ciri khas anggota kelompok ini, yakni adanya tato bertuliskan bad boys yang terdapat di kaki sebelah kanan.
Modus kejahatannya, lanjut Ali, dengan berpura-pura sebagai orang mabuk atau pengamen di angkot.
Ali menyebut, kelompok tersebut beroperasi di sejumlah kawasan seperti Cakung, Tanjung Priok, Koja, dan Cilincing.
Ia berharap, penangkapan ini menjadi akhir dari sepak terjang geng bad boys
KOMENTAR