Untungnya bersamaan dengan langkah-langkah besar selama dua tahun terakhir, Honda juga merekrut salah satu teknisi hebat yang bisa mengatasi masalah elektronik dari ECU Magneti Marelli.
Biasanya Honda lebih percaya teknisi dari Jepang.
(BACA JUGA: Ucapan Perpisahan Jorge Lorenzo Untuk Alonso Bikin Hati Tersentuh, Salut..)
Namun untuk urusan elektronik ini, Honda lakukan langkah besar dengan merekrut salah satu orang dari Magneti Marelli, Filipo Tosi.
Itu sesuatu yang hingga saat ini tidak dilakukan oleh Yamaha.
"Pertama kami bermasalah terkait pergantian software ke Magneti Marelli, lalu kami mencoba untuk memahaminya," sambung Santi.
"Kami berganti mesin di 2017, jadi sebelumnya kami harus memahami elektronik dengan mesin lama screamer, itu sulit tapi kupikir itu ide yang bagus, karena big bang memberi solusi masalah yang pernah dialami," tegas Santi.
Menurut Santi Hernandez, penggantian mesin RC213V dari screamer ke big bang dan solusi elektronik membawa perubahan besar.
(BACA JUGA: Terungkap! Ternyata, Masao Furusawa Pensiun Dampak Valentino Rossi Cabut Dari Yamaha)
"Sangat sulit bagi Marc membuka gas penuh karena mesin sebelumnya terlalu agresif, big bang menolong karena itu memberi kita koneksi lebih bagus dengan gasnya, jadi Marc merasakan feeling lebih bagus terkait distribusi torsi dan grip ban," jelasnya.
Marquez sebelumnya lebih berat dalam mengerem, belok, dan akselerasi.
Dengan motor baru yang lebih halus, Marc Marquez semakin kuat.
Source | : | Otomania.gridoto.com |
Penulis | : | Arseen |
Editor | : | Arseen |
KOMENTAR