MOTOR Plus-online.com - Buat yang mengikuti perkembangan MotoGP pasti enggak asing dengan istilah mesin big bang dan screamer.
Apalagi saat regulasi single ECU diterapkan banyak pabrikan yang awalnya gunakan mesin tipe screamer beralih ke sistem big bang.
Sebenarnya yang dimaksud screamer dan big bang ini adalah tipe waktu pengapian yang diterapkan pada mesin.
Perbedaan waktu pengapian pada mesin ini membuat perbedaan besar pada tenaga dan karakter mesin.
(BACA JUGA : Ternyata Ada Alat Bantu Belajar Angkat Roda Depan Lebih Gampang dan Aman)
Penggantian mesin tipe screamer ke big bang beken setelah Masao Furusawa masuk di tim Yamaha MotoGP sebagai General Manager Yamaha YZR-M1 Project 2004 untuk Valentino Rossi.
"Kami buang jauh-jauh mesin screamer. Screamer bikin feeling pembalap terhadap ban enggak peka. Padahal, saat sesi balap, pembalap dituntut menentukan pilihan ban yang tepat," bilang Masao Furusawa yang dikutip dari Crash.net.
Itu dikarenakan prinsip pengapian atau pembakaran yang terjadi di mesin screamer sangat rapat.
Tenaga mesin tersalurkan dengan cepat ke roda yang memberikan tenaga melimpah bagi pembalap.
(BACA JUGA : Ini Dia Motor Sangar MV Agusta Untuk Moto2 yang Dikritik Pedas Legendanya Sendiri)
Ternyata keuntungan dari mesin screamer itu menjadi masalah saat MotoGP menggunakan ECU tunggal karena sistem ECU ini tidak sebaik buatan pabrikan masing-masing.
Masalah yang muncul motor jadi terlalu liar dan banyak slide yang terjadi pada roda belakang saat berakselerasi.
Makanya, Honda sendiri rela mengubah mesinnya dari screamer ke big bang untuk mengatasi masalah itu ke tunggangan Marc Marquez.
Sistem pengapian big bang yang agak renggang dibandingkan screamer memberikan jeda tenaga mesin yang terkirim ke roda.
Dengan begitu, ban memiliki sedikit waktu untuk mencengkram sebelum menerima daya lagi yang dikirimkan oleh mesin.
Makanya, feeling pembalap ke motor akan lebih baik dan motor terasa lebih mudah dikendalikan.
Meski sama-sama menggunakan mesin tipe big bang, enggak bisa dibilang juga kalau karakter mesin antara pabrikan akan sama.
Nyatanya setiap pabrikan juga mengatur sendiri momentum pengapiannya sendiri yang sesuai dengan mesin yang mereka kembangkan masing-masing.
Dengan mesin yang tidak terlalu liar, otomatis kerja sistem elektronik yang tidak secanggih dulu ini bisa jauh terbantu.
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR