MOTOR Plus-online.com - Kopling memiliki fungsi penting untuk memutus dan menghubungkan tenaga dari mesin ke sistem transimisi.
Sistem kerja untuk mendorong alat pembebas kopling atau stut memilik dua jenis, yaitu kopling hidrolik dan mekanis.
Lalu seperti apa perbedaan cara kerja kopling hidrolik dan mekanis?
"Dilihat dari sistem kerjanya sudah berbeda, kopling hidrolik mengandalkan cairan minyak, sedang mekanis menggunakan kabel," kata Ribut Wahyudi, Kepala Mekanik Honda Bintang Motor, Cinere, Depok.
(BACA JUGA: Wah, Ada Apa Nih? Sampai Bos Dorna Ultimatum Semua Tim MotoGP)
Sistem kerja kopling hidrolik memiliki berbagai keuntungan, salah satunya menghasilkan gaya yang lebih besar ketimbang kopling mekanis.
"Kopling hidrolik menghasilkan gaya yang lebih besar, otomatis saat tuas kopling ditekan pasti nggak perlu mengeluarkan tenaga banyak,” beber Ribut.
Namun kendati lebih ringan saat proses tarik tuas kopling, ada juga kerugian atau kendala dari penggunaan kopling hidrolik ini.
"Kekurangan kopling hidrolik lebih rentan terjadi kebocoran dan bisa terpengaruh dengan perubahan temperatur udara, jadi terkadang kecepatan kerja kopling berubah," terangnya.
(BACA JUGA: Ketat Persaingan Johann Zarco dan Jack Miller di FP3 MotoGP San Marino, Berebut Jadi yang Tercepat)
Selain itu, bila mengalami kendala kerusakan di jalan, untuk mengatasinya lebih mudah kopling mekanis dibanding kopling hidrolik.
"Kalau rusak di jalan kopling mekanis tinggal ganti kabelnya beres dan juga banyak dijual bengkel pinggir jalan," pungkas Ribut.
Selain itu, buat yang sering menggunakan kopling mekanik juga bakal butuh penyesuaian ketika pakai kopling hidrolik.
Sebab, feeling menekannya akan sedikit berbeda.
(BACA JUGA: FP 3 MotoGP San Marino, Andrea Dovizioso Lagi-lagi Berkuasa, Johann Zarco Jadi yang Tercepat)
Jadi, baik kopling hidrolik maupun kopling mekanis punya kekurangan dan kelebihan masing-masing ya.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR