MOTOR Plus-online.com - Buat kamu yang punya motor lebih dari satu pastinya akan kena pajak progresif.
Peraturan ini sudah mulai diberlakukan beberapa tahun lalu.
Bagi yang masih belum memahami cara menghitung pajak progresif kendaraan miliknya, berikut ini panduan untuk penghitungan pajak progresif.
Pajak progresif merupakan pajak kendaraan bermotor untuk kepemilikan kedua dan seterusnya.
(BACA JUGA: Gara-gara Macet, Dua Pemotor Terlibat Adu Jotos di Surabaya, Istrinya Pingsan di Tengah Jalan)
Pajak dikenakan untuk kendaraan pribadi baik roda dua atau roda tiga dan roda empat dengan nama pemilik, alamat tempat tinggal, dan jenis kendaraan yang sama.
Tiap daerah menetapkan aturan persentase pajak untuk kendaraan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya berbeda.
Untuk wilayah DKI Jakarta misalnya, berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2015, tarif pajak yang dikenakan terhadap pemilik kendaraan pribadi adalah sebagai berikut,
Kendaraan pertama besaran pajaknya 2 persen.
(BACA JUGA: Video Detik-detik Pembalap Road Race Hilang Kendali, Tabrak Karung dan Masuk Got, Penonton Histeris)
Kendaraan kedua besaran pajaknya 2,5 persen.
Kendaraan ketiga besaran pajaknya 3 persen dan seterusnya.
Sementara untuk di wilayah Jawa Barat, penetapan tarif progresif lebih rendah yakni pertama, kedua, ketiga dan seterusnya masing masing 1,75%, 2,25%,2,75%, 3,75% dan seterusnya.
Yuk kita mulai penetapan pajak kendaraan.
(BACA JUGA: Makin Frustrasi, Valentino Rossi Minta Mesin Yamaha Diubah Seperti Honda dan Ducati)
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan hasil perkalian dari 2 (dua) Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) dan Bobot Koefisien.
Bobot ini telah ditetapkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.
Bobot ini dinyatakan dalam koefisien yang nilainya 1 atau lebih besar dari 1.
Semakin tinggi tingkat kerusakan jalan atau lingkungan akibat penggunaan kendaraan, koefisiennya makin tinggi.
(BACA JUGA: Kembali Gagal Podium, Maverick Vinales Komentari Perangkat Elektronik Motornya)
Biasanya untuk kendaraan roda 4 pribadi dan roda 2, bobot koefisiennya 1.
Yuk hitung PKB kendaraan:
Misalkan A berdomisili di Jakarta memiliki 2 motor, masing-masing memiliki NJKB-nya sama yakni Rp 10 juta.
Untuk PKB motor pertama A adalah NJKB X Koefisien X Tarif Pajak 1.
(BACA JUGA: Dipecat Timnya Usai Aksi Berbahaya, Romano Fenati Akan Lanjutkan Karir Jauh dari Dunia Balap)
Yakni Rp 10 juta X 1 X 2%, hasilnya Rp 200.000.
Sedangkan untuk menghitung Pajak Kendaraan Bermotor motor kedua A adalah NJKB X 1 X 2,5%, yakni Rp 10 juta X 1X 2,5%, hasilnya Rp 250.000
Begitu untuk pajak kendaraan ketiga, keempat dan seterusnya.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR