(BACA JUGA: Honda Astrea Grand Masih Bau Dealer Warna Merah Dijual, Harganya Bikin Penasaran)
"Pakailan BBM yang sesuai dengan spesifikasi motor yang dipakai," kata Donald kepada KompasOtomotif melalui pesan singkat belum lama ini.
Menurut dia, hal tersebut bisa membuat adanya perbedaan tekanan ke mesin.
Yup, setiap mesin punya rasio kompresi yang berbeda dan umumnya cocok menggunakan bensin jenis tertentu saja.
Kalau salah menggunakan bahan bakar bisa menimbulkan terjadinya "knocking" yang tinggi dan mengakibatkan mesin kurang bekerja dengan maksimal.
(BACA JUGA: Jangan Lewatkan, Dari 1 Agustus Sampai 31 Oktober 2018 Denda Pajak Dihapus, Balik Nama Gratis)
"Yang ada nanti bahan bakar menjadi lebih boros lagi. Jadi sebaiknya dihindari saja," ucap Donald.
Sementara itu, Tri Yuswidjajanto sebagai dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) pernah mengatakan bahwa gonta-ganti atau melakukan oplos BBM sangat tidak disarankan.
"Tangki yang seharusnya sudah bersih, bisa kotor kembali karena bahan bakar yang tidak beraditif muncul lagi.
Efek clean up memang ada, tetapi tidak bisa mengikis semuanya," kata Tri beberapa waktu lalu.
(BACA JUGA: Apa Lagi Nih? Bulan Depan Pemilik Motor Harus Mencantumkan Email dan Nomor Telepon di BPKB)
Parahnya, kalau bahan bakar yang digunakan punya oktan terlalu rendah atau terlalu tinggi dari anjuran pabrikan bisa membuat mesin cepat rusak.
Bahkan bisa bikin piston bolong jika terus menerus pakai bahan bakar yang tidak sesuai.
Source | : | Kompas Otomotif |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR