Kasatlantas Polresta Bandar Lampung Kompol Syouzarnanda Mega menjelaskan, Polresta Bandar Lampung menurunkan 125 personel dalam Operasi Zebra Krakatau 2018.
"Untuk polresta ada 125 personel yang akan turun dimulai hari ini," ungkapnya.
Meski Operasi Zebra dilakukan rutin setiap tahun, pihaknya tetap melaksanakannya secara serius.
"Operasi Zebra 90 persen dilakukan penindakan dan 10 persen preventif," tegasnya.
Soal pelanggaran yang dominan, Nanda mengaku masih banyak pengendara yang tidak membawa kelengkapan surat berkendara.
"Tapi hampir semua rata. Seperti yang disebut Bapak Kapolda, ada tujuh item," sebutnya.
Soal lokasi razia, Nanda tidak mau membeberkan dengan rinci. Menurut dia, lokasi Operasi Zebra dipilih secara acak.
"Yang jelas, pada titik rawan kecelakaan, rawan pelanggaran, dan rawan kejahatan," tandasnya.
"Pada pelaksanaan Operasi Zebra 2018, ada beberapa prioritas yang menjadi sasaran karena dapat menyebabkan kecelakaan," ungkapnya.
Adapun sasaran dimaksud yakni pengemudi menggunakan handphone, pengemudi melawan arus, dan pengemudi sepeda motor yang berboncengan lebih dari satu.
"Kemudian keempat, pengemudi di bawah umur; kelima, pengemudi dan penumpang yang tidak menggunakan helm SNI; keenam, pengemudi kendaraan yang dalam kondisi mabuk; ketujuh, pengemudi yang berkendara melebihi batas kecepatan yang ditentukan," sebutnya.
Kapolda menuturkan, pemakaian handphone di jalan masih sering terjadi. Seperti yang biasa dilakukan para driver ojek online.
Kapolda pun memperingatkan kepada pengemudi ojek online untuk tidak mengoperasikan ponselnya saat berkendara.
Terkait anak di bawah umur yang berkendara, Kapolda meminta peran serta orangtua serta guru untuk bisa mengingatkan.
"Tentunya bagi yang belum cukup usia diingatkan untuk tidak membawa sepeda motor, dan jangan berboncengan lebih dari dua," tandasnya.
KOMENTAR