MOTOR Plus-online.com - Ducati dikenal moge yang memiliki mesin berperforma tinggi.
Pasalnya, mesin berperforma tinggi umumnya punya rasio kompresi mesin yang tinggi pula.
Berarti, motor bikinan Ducati diwajibkan untuk meminum bensin beroktan tinggi pula.
Tujuannya agar proses pembakaran tetap sempurna dan tidak muncul gejala knocking di mesin.
Sebenarnya jenis bensin apa sih yang cocok buat moge Ducati?
Baca Juga: Modifikasi Motor Ducati Monster 796 Sangar Pakai Konsep Lamborghini Gran Turismo 63
Menurut Rahadi Wibowo Manajer Workshop Ducati Indonesia, pilihan bensinnya ditentukan oleh spek mesin dan keperluannya.
"Kalau mesin Ducati yang sudah 4 Valve (Klep) biasanya punya rasio kompresi diangka 10 : 1, sedangkan yang 2 Valve (Klep) rasio kompresi mesinnya masih 9 : 1," ucap Rahadi Wibowo.
Contohnya motor Ducati yang punya rasio kompresi mesin 9 : 1 ternyata enggak perlu meminum bahan bakar dengan oktan terlalu tinggi.
"Kalau buat harian sebenarnya oktan 92 juga oke kok," sahut mekanik yang bengkelnya terletak di Kemang, Jakarta Selatan ini.
Sedangkan Di Jakarta pilihan bensin oktan 92 diantaranya ada Pertamina Pertamax 92, Shell Super 92, serta Total Perfomance 92 yang memang direkomendasikan untuk mesin berasio kompresi 9 : 1 - 10,1 : 1.
Baca Juga: Kaget Motor Ducati Baru Cuma Dijual Rp42 Jutaan Mesin 400 cc Tapi Setelah Dicek Bukan Rakitan Itali
Penggunaan bensin oktan di atas 92 enggak dianjurkan buat jalanan macet seperti di Jakarta.
"Yang ada mesin jadi panas banget, itu berpengaruh juga terhadap kenyamanaan saat riding," sahutnya lagi.
Sedangkan untuk turing atau jalanan bebas macet baru boleh pakai bensin oktan tinggi.
"Kalau buat balap, turing atau high load disarankan 95 ke atas," ujar Rahadi Wibowo.
Oya, jika terpaksa, moge Ducati ini bisa meminum bensin dengan oktan di bawah 92
Misalnya saat touring jauh enggak menemukan bensin dengan oktan 92 atau 92.
Dan terpaksa meminum oktan 90 bahkan 88 atau Premium.
"Enggak masalah karena beberapa motor Ducati yang baru sudah ada Anti-Knocking Sensor, jadi pengapiannya menyesuaikan dengan oktan bensin yang masuk ke ruang bakar," kata Rahadi Wibowo.
"Tapi konsekuensinya konsumsi motor jadi boros," sahutnya lagi.
Enggak apa-apa lah ya, namanya juga darurat!
KOMENTAR