Prinsip kerja inilah yang menjadi alasan kenapa TVS memilih dua klep bukan satu klep berukuran besar.
Ruang bakarnya ini juga dikawal dengan radiator, kalah tuh Suzuki Satria FU150 karbu yang cuma pakai oil cooler saja.
Water jacket-nya bukan cuma di kepala silinder tapi sampai ke blok silinder. Radiator yang diletakan di bawah setang ini juga sudah dilengkapi dengan electric fan.
Ngomongin fitur canggih lainnya masih banyak nih, malah dijamin enggak bakal ditemuin hingga motor-motor zaman now!
Salah satu fitur ajaib adalah knalpotnya yang bisa diatur suaranya, mau suara standar yang ngerincing atau jadi ngebas tinggal tekan tuas di bawah setang.
Efeknya enggak cuma suaranya aja yang berubah, tapi putaran bawah jadi sedikit lebih responsif karena aliran gas buang jadi lebih ngeplong.
Lalu tampilan panel instrumen digitalnya yang sangar dengan lampu berwarna merah bener-bener lengkap!
Dari yang wajib ada seperti speedometer, takometer, tripmeter dengan dua mode A dan B, fuelmeter, gear indikator, engine temperatur, hingga indikator helm dan pengingat waktu service juga ada.
Buat yang senang ngebut, ditambahkan juga fitur "time per lap" di panel indikator. Lalu rekor top speed juga otomatis terekam di panel instrumen, jadi enggak bisa bohong deh, hehehe...
Eits, karena ini motor bebek jadi ya masih dilengkapi dengan bagasi. Lumayan besar dengan kapasitas 5 liter dan mampu membawa jas hujan, toolkit, hingga botol minuman.
Dengan segudang teknologi dan fitur canggih serta harga jual yang jauh lebih murah dari kompetitornya yaitu di angka Rp 13,5 juta saja saat diperkenalkan di OTOBURSA Tumplek Blek 2011 lalu, Tormax masih gagal merebut hati konsumen Indonesia.
Lantas di mana salahnya TVS Tormax 150 ini?
Salah satu faktor yang bikin TVS Tormax 150 kurang dilirik bisa jadi karena mesinnya yang masih tiduran sedangkan kompetitornya sudah bermesin tegak.
Lalu menurut sang pemilik yang enggan disebut namanya ini, TVS Tormax punya desain yang tergolong kalem dan enggak terlihat anak muda banget.
Faktor lain disinyalir karena keluaran pabrikan India, TVS, yang kala itu belum sekuat pabrikan Jepang dianggap masyarakat sulit cari bengkel resmi dan spare partnya.
Karena populasinya yang enggak banyak, makanya sulit juga mencari unit bekasnya juga.
"Enggak tahu pasaran harga bekasnya berapa, jarang nemu di situs jual beli online. Kayaknya sih suka-suka yang punya deh mau jual berapa," ungkap sang pemilik yang enggak ada pikiran buat menjual TVS Tormax 150 yang masih ia gunakan sehari-hari ini.
Source | : | GridOto.com |
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Fadhliansyah |
KOMENTAR