MOTOR Plus-online.com - Pantauan tim pukul 12.20 WIB, Jalan KH Noer Ali, tepatnya di depan Rumah Sakit Budi Lestari, berlubang sehingga menimbulkan genangan.
Lubang-lubang itu hampir memenuhi badan jalan.
Kondisi Jalan KH Noer Ali, Bekasi Selatan, Kota Bekasi yang rusak diperparah lubang dan pasir.
Akibatnya, arus lalu lintas padat merayap hingga persimpangan Galaxy atau sekitar satu kilometer.
Abdul, pedagang yang berada di dekat lokasi, mengatakan, kondisi jalan yang berlubang semakin parah karena hujan yang sering terjadi belakangan ini.
Banyak Yang Belum Tahu, Ini Loh Namanya Benda Bulet Yang Ada di Jalan, Harganya Lumayan!
Bikin Ngilu, Video Truk Kontainer Terguling, Pengendara Motor Tertimpa Peti Kemas
"Wah makin parah, tadinya mah itu lubang enggak sebesar itu, cuma karena hujan mungkin jadi tambah parah itu, tiap hari macet di sini setelah lewat situ lancar lagi," kata Abdul Minggu (25/11/2018).
Menurut Abdul, sudah dua bulan jalan itu rusak dan belum ada perbaikan.
Karim, pengendara yang kerap melintas di jalan tersebut, mengaku harus pelan-pelan ketika melintas.
Sebab, lubang yang ada cukup dalam dan digenangi air.
"Ya kita di sini mesti pelan-pelan lihat tuh banyak yang bingung milih jalannya. Karena lubang semua dalam-dalam lagi," ucap Karim.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, pengendara yang melintas harus menahan laju kendaraannya.
Terdapat daun dan ranting sebagai tanda lubang dalam agar pengendara menghindarinya.
"Ini kalau kondisinya malam bahaya ini, lagi sepi pada ngebut, tidak lihat ada lubang, bisa celaka itu. Itu juga ada yang sampai ditandain mungkin sama warga sini," ujar Karim.
Sebelumnya, pihak Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi sudah melayangkan surat kepada pelaksana proyek Tol Becakayu untuk memperbaiki jalan KH Noer Ali yang rusak.
Rusaknya jalan tersebut merupakan imbas dari proyek Tol Becakayu.
"Kita kirim dan kirim surat terus, bahaya soalnya buat pengendara itu jalan apalagi motor kalau ngebut bisa bahaya," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DBMSDA Kota Bekasi Arief Maulana.
KOMENTAR