Mencekam, Pemotor Terombang-ambing dan Nyaris Terseret Arus Kencang di Semarang
Ironisnya, layanan Grab Food masih kalah pamor dibandingkan Go-Food milik Go-Jek.
"Kalau lagi bagus, sehari orderan Grab Food paling banyak cuma dapat tiga," terangnya.
Hardiansyah (27), juga pengemudi Grab, merasakan betapa beratnya mengejar pendapatan yang mencukupi saat ini.
Apalagi, tegasnya, pemasukan utamanya saat ini masih ditopang dari Grab Ride, yang tarif dan peluang insentifnya sangat rendah.
Danilo Petrucci Siapkan Senjata Mematikan Tatap MotoGP 2019, Pembalap Lain Harus Waspada
"Benar-benar harus kerja keras.
Soalnya, walaupun keluar jam 5 pagi, sampai jam 5 sore belum tentu bisa dapat 20 orderan," beber Hardiansyah.
Atas dasar itu, Hardiansyah bisa memaklumi jika rekan-rekannya sesama pengemudi Grab akhirnya memutuskan pindah ke Go-Jek.
"Kalau ada yang bisa kasih lebih bagus, kenapa enggak?" ucapnya.
Pemotor Tampar Spion Mobil Sampai Patah, Pakar Safety Riding Ungkap Sebabnya
Pada pertengahan November lalu, ratusan pengemudi Grab memadati kantor rekrutmen Go-Jek di Jalan Kemang Timur, Jakarta Selatan.
Mereka memutuskan mendaftar ke Go-Jek karena merasa kecewa dengan kebijakan penarifan dan respons manajemen Grab yang seakan tak peduli dengan keluhan mitra pengemudi di lapangan.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ratusan Pengemudi Grab Pindah ke Go-Jek, Ini Alasannya,
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR