Kalau di head standar perlu tambal pakai las argon. Khusus untuk CRF 150 ini, menurut Pak Tomy bisa pakai seher 72 mm. Mantul alias mantaf betul.
Awas! Jangan Sampai Ketipu, Ini Ciri BPKB Duplikat
Untuk Jegal Yamaha NMAX dan Honda PCX, Suzuki Akan Rilis Burgman 180
Sehingga tidak takut bolong ketika lubang in/ex dilakukan porting untuk memperbesar lubangnya.
Di head standar harus dilas argon supaya tidak bolong.
Kelima, posisi sitting klep bisa lebih tinggi karena permukaan atas head sudah lebih tebal 5 mm.
Ini menguntungkan karena bisa pakai per klep Jepang tanpa perlu main ganjal.
Sebagai mana kita tahu per klep Jepang lebih pendek namun punya lift atau bukaan klep yang tinggi.
Per klep ini banyak dipakai mekanik balap karena sudah terkenal kehebatannya.
Keenam, di bagian luar depan lubang busi sudah dikasih tulang penguat. Sehingga tidak takut jebol meski untuk motor-motor bore up.
Ketujuh, sirip pendingin lebih luas 20%. Sehingga tidak takut mesin overheat meski dipakai untuk motor korekan atau bore up yang cenderung panas.
Kedelapan, menggunakan material aluminium T6.
Menurut Pak Tomy, ini sama dengan head standar. Sehingga pemuaian dan tingkat pelepasan panasnya sama.
Kesepuluh, tentunya sudut klep sudah diset agar bisa pasang klep gede tanpa tabrakan antara katup in dan ex.
Seperti CRF 150 bisa pakai klep 34 mm dan Honda Tiger bisa pakai klep 36 mm.
KOMENTAR