MOTOR Plus-online.com - Untuk keperluan harian atau balap banyak yang main korek mesin.
Khusus untuk motor 4-tak, korek kepala silinder atau head cylinder pegang peranan sangat penting.
Konon power mesin 4-tak 80 persen lebih kuncinya terletak di kepala silinder.
Namun kepala silinder bawaan pabrik punya kelemahan jika dilakukan korek atau porting.
Terutama yang sudah ganti klep gede karena kapasitas silinder juga sudah bengkak alias bore up.
Enggak Terima Didiskualifikasi, Pembalap Ini Keroyok Pembalap Lain dan Merusak Motornya
Kecelakaan Maut! Mobil Nyalip di Tikungan Hantam 4 Motor, 2 Nyawa Melayang di Sekupang
Kekurangan head cylinder bawaan pabrik sudah diketahui mekanik balap dan tukang ganti klep gede.
Salah satunya Tomy Huang dari BRT-Bintang Racing Team yang paham soal ini.
Belajar dari itu, makanya ketika membuat head untuk dijual lagi, sudah diantisipasi.
Tomy Huang menjual Super Head untuk Honda CRF 150 dan Honda Tiger.
Tentu Super Head BRT ini punya kelebihan dibanding asli pabrik. Apa saja itu?
Subtitusi Pakai Kampas Ganda Ini, Obat Gredek CVT Honda Vario 150?
Mobil Reli vs Motor MotoGP, Mana yang Lebih Cepat Menurut Valentino Rossi?
Di head standar kerap digeser dan tentunya harus ditambal dulu pakai las argon.
Namun jika pakai head BRT sudah tinggal pakai.
Kedua, ruang bakar masih mentah. Sehingga bebas untuk dibentuk model apa saja.
Pastinya bisa dibuat kecil agar kompresi lebih padat tanpa menggunakan piston jenong.
Apa Iya Lebih Murah Servis Speedometer Rusak Daripada Beli Baru?
Debut di MotoGP, Francesco Bagnaia: Aneh Rasanya Harus Bersaing dengan Valentino Rossi
Karena piston jenong sama saja untuk mengecilkan ruang bakar. Tapi, akibat piston jenong jadinya berat.
Naik-turun piston terbebani beratnya jenong itu.
Ketiga, sisi samping di ruang rantai keteng sudah ditambah daging alias sudah tebal.
Sehingga bisa menggunakan piston yang lebih besar. Terutama bagi yang suka main bore up edan.
Kalau di head standar perlu tambal pakai las argon. Khusus untuk CRF 150 ini, menurut Pak Tomy bisa pakai seher 72 mm. Mantul alias mantaf betul.
Awas! Jangan Sampai Ketipu, Ini Ciri BPKB Duplikat
Untuk Jegal Yamaha NMAX dan Honda PCX, Suzuki Akan Rilis Burgman 180
Sehingga tidak takut bolong ketika lubang in/ex dilakukan porting untuk memperbesar lubangnya.
Di head standar harus dilas argon supaya tidak bolong.
Kelima, posisi sitting klep bisa lebih tinggi karena permukaan atas head sudah lebih tebal 5 mm.
Ini menguntungkan karena bisa pakai per klep Jepang tanpa perlu main ganjal.
Sebagai mana kita tahu per klep Jepang lebih pendek namun punya lift atau bukaan klep yang tinggi.
Per klep ini banyak dipakai mekanik balap karena sudah terkenal kehebatannya.
Keenam, di bagian luar depan lubang busi sudah dikasih tulang penguat. Sehingga tidak takut jebol meski untuk motor-motor bore up.
Ketujuh, sirip pendingin lebih luas 20%. Sehingga tidak takut mesin overheat meski dipakai untuk motor korekan atau bore up yang cenderung panas.
Kedelapan, menggunakan material aluminium T6.
Menurut Pak Tomy, ini sama dengan head standar. Sehingga pemuaian dan tingkat pelepasan panasnya sama.
Kesepuluh, tentunya sudut klep sudah diset agar bisa pasang klep gede tanpa tabrakan antara katup in dan ex.
Seperti CRF 150 bisa pakai klep 34 mm dan Honda Tiger bisa pakai klep 36 mm.
KOMENTAR