“Dari dumper tersebut biasanya dia akan bekerja ke atas lalu berbalik menekan ke bawah.
Saat menekan ke bawah, biasa disebut dengan kompresi.
Baca Juga : Dibanderol Rp 76,5 Juta, Windshield Motor Honda Forza 250 Punya 4 Rahasia
Kebalikannya, saat dia merenggang atau berbalik ke atas disebut rebound.
Untuk alatnya, kita menggunakan standar industri di Amerika Utara, yaitu Carolina Test Works (CTW) 4 hp,” lanjutnya.
“Selanjutnya, alat ini akan mengukur force dumper rebound dan kompresinya.
Hasilnya, nanti alat tersebut akan mengeluarkan angka positif dan negatif.
Angka positif biasanya untuk kompresi, sementara negative untuk rebound.
Selain itu, ada juga infrared sensor untuk mengukur temperature suhu di dalam sok saat melakukan warming up.
Setelah suhu dirasa mendekati real di lapangan, maka kita mulai mengambil data. Hasilnya, sok ini akan menghasilkan empat quadrant,” beber pak haji, sapaan akrabnya.
Dengan menggunakan sok dyno ini, kita mendapatkan hasil velocity oli di dalam sok saat kompresi maupun rebound.
Serta, seberapa optimal kekuatan atau force yang bisa diterima sok baik saat kompresi maupun rebound.
Data sok yang baik akan menunjukkan saat velocity meningkat, angka forced baik kompresi dan rebound akan meningkat dengan kelipatan yang sama.
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Niko Fiandri |
KOMENTAR