Namun, kebanyakan masih dibuat dengan metode cor atau cetak yang membuat bobot pelek kurang ringan dan kurang kuat.
Untuk pelek aluminium aftermarket yang biasa digunakan di motor balap sudah dibuat dengan teknik forged atau ditempa.
Baca Juga : Apa Nih Maksud Logo Matahari dan Bulan di Helm Valentino Rossi?
“Pelek forging atau tempa itu punya kelebihan di desain yang lebih simpel, yang berujung pada minimisasi volume dan bobot, tapi punya kekuatan yang setara,” tambah Benny.
Nah, bahan kedua digunakan untuk membuat pelek palang adalah magnesium.
Bahan ini bisa bikin bobot pelek lebih ringan dibandingkan yang berbahan aluminium.
Pelek berbahan magnesium biasa digunakan di balap kasta tertinggi seperti MotoGP karena ringan dan kuat.
Salah satu kelemahan pelek berbahan magnesium adalah harganya yang masih tergolong mahal.
Untuk satu set pelek berbahan magnesium, umumnya dibanderol mulai harga Rp 30 jutaan.
Bahan terakhir yang digunakan untuk pelek palang adalah serat karbon.
Pelek berbahan serat karbon memang lebih sulit ditemui karena tergolong salah satu material yang eksotik.
Karena hal itu, harganya jadi sangat mahal bisa dua kali lipat lebih mahal dari harga pelek berbahan magnesium.
Kelebihan pelek berbahan dasar serat karbon adalah bobotnya yang bisa sangat ringan.
Namun, secara kekuatan pelek berbahan dasar karbon tidak sekuat pelek berbahan aluminium atau magnesium.
Bahkan, beberapa produsen pelek berbahan karbon juga memberikan masa pakai pelek berbahan karbon.
Karena dalam waktu tertentu bahan serat karbon bisa menjadi getas dan mudah retak.
Kalian lebih suka pelek berbahan apa?
Source | : | GridOto.com |
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Fadhliansyah |
KOMENTAR