Saat mesin mulai berputar, maka dibutuhkan putaran yang lebih tinggi untuk membuka kampas kopling agar menyentuh mangkok kopling.
“Nah, di sini masalahnya, semakin tinggi rpmper sentrifugal, maka membutuhkan putaran
rpm yang makin tinggi pula.
Motor pun akan semakin boros kalau dibawa stop and go,” tambah Hendri yang ngebengkel di Komplek LKBN Antara, Mangun Jaya, Tambun, Jawa Barat.
Selain itu, ukuran roller pengganti yang jauh dari berat roller standar akan menjadi masalah untuk motor matic mesin standar.
Contohnya pada Honda Vario 125 ESP yang memiliki berat roller 15 gram per buahnya, bila diberi roller lebih berat seperti 18 gram akan membuat tarikan bawah motor semakin lemot. Ini juga penyebab motor boros.
Pun demikian dengan menurunkan berat roller menjadi 10 bahkan 9 gram.
“Rpm motor akan terlalu tinggi saat motor sudah berjalan, karena roller terlalu enteng. Ujung-ujungnya motor jadi boros,” sebutnya.
Namun, bukan berarti part aftermarket itu semuanya tidak bagus. Perhatikan kebutuhan sesuai spek mesin motor.
Mesin standar dengan mesin korekan pasti membutuhkan ukuran part yang berbeda. Pilih sesuai kebutuhan ya borr, jangan boros-boros bensin, hehehe...
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Motorplus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR