Dijawab Mas Londo, mekanik dari Jogja yang terkenal itu.
Begini jawabannya:
Baca Juga : Biadab! Emak-emak Ojol yang Terlindas Truk Malah Jadi Bahan Ejekan, Pelaku Langsung Diburu
Ruang bakar tipe pertama, kelemahannya ada di flow.
Ruang bakar yang sempit ketika gas menuju ruang bakar akan membentur area yang sempit itu.
Ini akan mempengaruhi flow di putaran tinggi.
Efek yang terasa di putaran tinggi seperti kehabisan napas.
Rpm mesin tetap bisa bergasing tinggi, tapi tenaga mesin drop, seperti klep kurang gede.
Tapi, diuntungkan desain piston yang flat.
Hasil pembakaran jadi lebih baik, karena bisa fokus di tengah.
Sehingga daya dorong piston juga lebih stabil.
Ditambah bobot piston yang lebih ringan, bagus untuk mengurangi bobot dan mengejar efisiensi.
Ruang bakar tipe kedua, ruang bakar gede, piston jenong.
Memiliki keuntungan flow yang bagus dan daya isap piston bagus karena piston lebih dekat klep.
Tapi, kelemahannya ada pada proses kompresi dan tenaga.
Ketika langkah kompresi, piston yang jenong akan memicu micro ignition karena banyak area yang kejepit.
Dan ketika langkah ledakan (tenaga), pembakaran gak bisa merata dan daya dorong piston juga gak slabil karena bentuk jenong piston biasanya gak simetris.
Ini akan mengakibatkan gerak piston yang mendorong ke sisi sebelah cilinder.
Gerak piston cenderung bergetar, maka silinder dan piston akan cepat aus dibanding.
KOMENTAR