Seting Tinggi, Motor Yamaha MX King Ini Juara Di Kejurnas Motoprix

Motorplus,Rudy Hansend - Kamis, 17 Januari 2019 | 12:40 WIB
Uje

MOTOR Plus-Online.com- Power Yamaha MX King pacuan Samsul Arifin belum maksimal.

Di mesin dyno Mototech baru menyentuh angka 30,5 DK.

Tapi, juara kelas MP1 (150 cc Tune Up Seeded) di Kejurnas MotoPrix Region 2 di Lanud Wonosari, Yogyakarta, 2018 lalu.

Menurut penuturan Bima Aditya, sang kepala mekanik,karena mesin baru jadi Kamis.

Baca Juga : Wah, Ternyata Motor Yamaha Vega Yang Jadi Mobil 4 Roda Itu Loh

Baca Juga : Motor Suzuki Thunder Isi Bensin Jadi Pusat Perhatian, Ada yang Enggak Normal Nih...

Atau, satu hari jelang balapan.

“Mesin sebelumnya jebol, jadi ngebut bikin mesin,” bilang Bima yang bermarkas di Solo, Jawa Tengah dan bernaung di tim Yamaha Yamalube Oryza Nissin IRC DID KYT.

Mesin baru jadi, tapi langsung menang? Apa rahasia korekannya?

Uje

Oleh Bima, rasio kompresi mesin dipatok di angka 13 : 1 untuk meminum BBM Pertamax Turbo dengan oktan 92.

Baca Juga : Artis Sule Bikin Rompi Ala Klub Motor Harley, Tulisannya Bikin Ngakak

Caranya bibir seher dibikin mendem 0,6 mm dari bibir liner dengan kondisi paking terpasang.

“Kompresi harus dibikin agak tinggi, karena trek di Wonosari cukup tinggi suhunya,” terang eks rider nasional ini.

Klep bawaan pabrik diganti ukuran 24/21 mm (in/ex).

“Diameter porting-nya 31/29 mm, ketika diukur flow-nya sebesar 90 cfm,” lanjut Bima yang juga punya mesin Superflow ini.

Baca Juga : Banyak Yang Belum Paham Loh, Beda Ruang Bakar Sempit dan Lebar 

Uje

“Untuk durasi noken as dipatok di angka 268.

Klep in membuka 28 sebelum TMA dan menutup 60 setelah TMB.

Begitu juga klep ex membuka 60 sebelum TMB dan menutup 28 setelah TMA.

Lift juga harus lebih tinggi, dipatok di angka 8,5 mm baik in atau ex-nya,” tambah kakak kandung Gupita Kresna yang baru saja menang ARRC Jepang itu.

Baca Juga : Motor Yamaha MT-15 2019 Sudah Ada di Dealer, Ini Contoh Modifikasinya

Setingan AFR dibikin aman saja di 12:1 dengan limiter mesin dipatok di angka 14.700 rpm.

“Dengan kompresi tinggi dan limiter tinggi, rider ngegas gak boleh drop di bawah 8.000 rpm setiap keluar-masuk tikungan.

Untungnya dia jago mainkan rpm, jadi power mesin lebih keluar,” jelasnya lagi.


Karena kelistrikan sudah DC, tidak perlu ada magnet lagi. “Gantinya pakai rotor 11 tonjolan dan bobot sekitar 500 gram sebagai pemberi sinyal padaECU,” tutup Bima.

Artikel ini sudah dimuat di Tabloid MOTOR Plus edisi 1007 th 2018

Source : MOTOR Plus
Penulis : Motorplus
Editor : Aong


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular