MOTOR Plus-Online.com - Walau hanya bermodal Honda Vario 125 2014, nggak menyurutkan Dimas Dino Wibowo ngebut menuju tempat kuliah di Kalimalang, Bekasi.
Mahasiswa semester akhir ini ingin Vario-nya ngibrit namun tetap enak dibawa ngebonceng pacar.
“Walau tampilan standar, namun aku mau motor ini ngebut, sekalian saja aku korek,” ucap Dino, pangilan akrabnya.
Dikerjakan oleh Bagas Setiawan, juru korek KM 18 East.
Baca Juga : Harga Motor Yamaha Scorpio Kotak Gak Masuk Akal, New Scorpio Aja Cuma Rp 10 Jutaan
Baca Juga : Razia STNK Dimulai Hari Ini, Nih Simak Jadwal dan Lokasi Tempatnya
Kini akselarasi motor semakin baik dan top speed bisa digapai lebih cepat.
Untuk mendukung akselarasi lebih cepat, salah satu kuncinya yakni menaikkan kompresi rasio, dari sebelumnya 11 : 1 kini jadi 12,5 :1.
Kompresi yang naik itu didapat dari pemapasan blok silinder 1 mm. Setelah dipotong, piston akan menyentuh bibir blok.
“Solusinya dibuatkan dome 0,8 mm dengan memapas bibir piston.
Baca Juga : Banyak Yang Belum Tahu, Inilah 3 Motor Andalan Kesatria Baja Hitam
Ini juga bertujuan agar piston enggak mentok head silinder,” ucap Bagas Setiawan.
Nggak lupa juga, coakan klep di muka piston diperdalam sekitar 0,5 mm.
Piston masih pakai standarnya yang berukuran 52 mm ya.
Menyelaraskan aliran bahan bakar yang masuk dan yang keluar, juga jadi poin Kuple panggilan akrab Bagas Setiawan.
Baca Juga : Breaking News, Video Geng Motor Bersenjata Clurit Kejar Korban
Ukuran lubang in kini diperbesar sampai 26 mm, sedangkan ex diset sampai 22 mm.
“Ukuran segini ideal untuk klep standar, sebenarnya nggak banyak yang diperbesar.
Hanya arahnya saja yang diselaraskan agar gas bakar tidak banyak turbulensi.
Sedangkan buka-tutup klep, Bagas melakukan kustom ulang pada profil noken as
Baca Juga : Mantap! Diam-diam Calon Istri Ahok, Bripda Puput Jago Naik Motor dan Nyetir Mobil
Karena untuk pemakaian stop and go, klep isap membuka 18 derajat BTDC (Before Top Dead Center) dan menutup 46 derajat ABDC (After Bottom Dead Center).
Sedangkan klep ex membuka 43 derajat BBDC (Before Bottom Dead Center) dan menutup 21 derajat (After Top Dead Center).
Tinggi angkatan kedua klep maksimal 8 mm.
“Karakter noken as ini kuat di bawah, ini untuk dongkrak akselarasi,” tambah pria yang bengkelnya di Jl. Ampera Raya,Bekasi Timur, Jawa Barat.
Baca Juga : Agar Motor Matik Irit Dan Tarikan Oke, Sesuaikan Per Kampas Gandanya
Agar mesin makin teriak, ECU diganti dengan milik BRT Juken 5 Dualband Basic.
Bagas menaikkan limiter ECU hingga 11.000 rpm.
Dan untuk timing pembakaran, doi seting tidak jauh-jauh dari angka bawaan motor.
Hal ini karena motor masih digunakan untuk harian.
Sektor penerus daya mesin, doi hanya mengganti roller menjadi 12 gram dari aslinya yang mencapai 17 gram.
Selebihnya dibiarkan dalam keadaan standar karena masih mumpuni.
Pelepas gas buang hanya dilepas sekat penghalangnya dan dibuatkan ujung knalpot yang baru dengan ukuran yang lebih besar.
Ini membuat gas buang makin cepat keluar tanpa menghilangkan tekanan balik knalpot.
Menggunakan metode uji langsung di lapangan dan menggunakan Race Logic untuk mengukur akselarasi motor.
Dilakukan di jalan yang aman dengan perlengkapan safety, hasilnya motor pun melaju lebih cepat dibanding motor standar.
Oh iya, rider memiliki berat 65 kg. Nih detailnya sob
Hasil Test
Standar
Kecepatan Waktu
0-20 km/jam 0,9 detik
0-40 km/jam 2,8 detik
0-60 km/jam 6,4 detik
0-80 km/jam 13,3 detik
0-100 meter 8 detik (65,9 km/jam)
0-201 meter 13 detik (79,5 km/jam)
Upgrade
Kecepatan Waktu
0-20 km/jam 0,8 detik
0-40 km/jam 2,5 detik
0-60 km/jam 5,4 detik
0-80 km/jam 10,5 detik
0-100 meter 7,7 detik (70,9 km/jam)
0-201 meter 12,3 detik (84,1 km/jam)
Top Speed Sesuai Race Logic
Standar : 82 km/jam
Upgrade : 86,4 km/jam
*Catt: Angka di spidometer lebih tinggi, karena untuk safety.
Artikel ini sudah dimuat di Tabloid MOTOR Plus edisi 1029 th 2018
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Motorplus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR