MOTOR Plus-online.com - Pemilihan bahan bakar di motor harian dan balap sangat penting.
Sebab ada hubungan dengan rasio kompresi yang sudah dimiliki mesin.
Misalkan di motor-motor lama seperti Honda Grand, Supra dan Suzuki Shogun memiliki rasio kompresi 9 : 1 dan 9,3 : 1.
Sedangkan di motor-motor sekarang seperti Honda Sonic 150 rasio kompresinya 11,3 : 1. Di Suzuki Satria 150 FUFi 11,5 : 1.
Baca Juga : Razia STNK Dimulai Hari Ini, Nih Simak Jadwal dan Lokasi Tempatnya
Spek rasio kompresi bisa dilihat di brosur ketika kita akan membeli motor.
Makin tinggi rasio kompresi, butuh bahan bakar bagus.
Kalau di motor lama seperti Grand, Supra, Shogun atau Smash cukup pakai Premium atau Pertalite.
Di motor sekarang seperti Sonic dan Satria FUFi harusnya menanggak Pertamax atau Pertamax Turbo.
Baca Juga : Breaking News, Kondisi Terakhir Jesika Amelia Joki Seksi Balap Motor yang Kecelakaan
Nah, untuk itu perlu tahu definisi bahan bakar bagus itu dari apanya?
Bahan bakar untuk mesin siklus Otto yaitu gasoline atau bensin.
Dilihat dari harganya, tingkatan mutu bahan bakar berdasarkan oktan yang dikandungnya.
Makin bagus dan mahal bahan bakar, oktanya makin tinggi.
Baca Juga : Motor 2-Tak Honda RS 125 ini Bejaban Melawan Sport 150 cc Ke Atas
Seperti Premium oktannya 88, Pertalite 90, Pertamax 92 dan Pertamax Turbo 98.
Makin bingung lagi muncul istilah oktan?
“Oktan yaitu kandungan molekul iso oktan di dalam bensin. Rumus kimianya yaitu C8H18,” jelas Almarhum Doktor Wowo Kuswara, dosen mata kuliah Mesin Bensin dan Diesel jurusan Pendidikan Teknik Mesin UPI (Universitas Pendidikan Indonesia), Bandung.
Seperti Premium 88, berarti dalam Premium ada 88% iso oktan.
Pertamax 92, berarti komposisinya 92% iso oktan.
Baca Juga : Ini Sebab Motor Injeksi Di Balap Drag Bike Masih Jarang Di Indonesia
Iso oktan lebih dikenal sebagai angka oktan atau oktan saja.
Berarti bisa disimpulkan, bahan bakar gasoline dikatakan bagus jika punya oktan banyak.
Seperti Pertamax Turbo, angka oktanya bisa 98.
Sebagai panduan, kita perlu tahu karakteristik bahan bakar menurut oktan.
"Makin tinggi oktan, akan tahan kompresi dan susah terbakar,” jelas Tomy Huang dari BRT-Bintang Racing Team.
Baca Juga : Cukup Modal Rp 35 Ribu, Motor Kawasaki KLX 140 Kuat Di Tanjakan
Makanya motor-motor sekarang yang sudah punya rasio kompresi tinggi harus diisi bensin oktan tinggi.
Supaya mesin tidak ngelitik atau detonasi yang menyebabkan mesin rusak karena piston rompal atau bolong.
Seperti kejadian di Pantura ketika musim mudik, beberapa Suzuki Satria F150 pistonnya bolong.
Itu lantaran diisi bensin Premium atau Pertalite digeber di jalanan Pantura yang panjang, lama-lama piston bolong.
Bisa bolong karena ketika seher sedang kompresi tiba-tiba gas bakar meledak duluan sebelum api busi meletik.
Baca Juga : Banyak Yang Belum Tahu, Inilah 3 Motor Andalan Kesatria Baja Hitam
Bensin oktan rendah atau bensin murah tidak tahan kompresi tinggi karena mudah terbakar.
Padahal secara awam justru kita menganggap sebaliknya. Bahan bakar bagus identik mudah terbakar.
Ini berbeda dengan secara teoritis, maksudnya bahan bakar oktan tinggi rada tahan dibakar.
Tomy kasih penjelasan rinci, bahan bakar oktan tinggi perlu waktu pembakaran yang lama.
Makanya timing pengapian lebih maju, dari proses penyalaan busi sampai terjadi ledakan perlu waktu lama.
Ambil contoh sederhana dan hanya misal, seandainya motor kompresi tinggi dengan bensin oktan 98. Timing pengapian misalnya dibikin 40 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas).
Nah, jika bahan bakarnya ganti dengan Premium dengan oktan hanya 90, timing pengapian harus lebih dekat TMA. Diseting lebih mundur, misalnya 35 derajat sebelum TMA atau top.
Jika penggantian bahan bakar dari Pertamax Turbo ke Pertamax tidak seting pengapian, gejalanya bisa detonasi atau knocking.
Ini sangat bahaya, masalah paling ringan hanya ngelitik.
Bisa-bisa malah piston pecah atau rompal.
Logikanya begini, pakai Premium oktanya rendah, karakternya mudah terbakar.
Jika timing pengapian lebih maju seperti di atas misalnya masih 40 derajat, bisa terjadi pre-ignition atau pembakaran awal.
Piston sedang naik sudah terjadi ledakan. Bisa-bisa piston jebol.
Perlu diketahui juga, pemilihan bahan bakar ada hubungan dengan rasio kompresi.
Makin tinggi oktan dalam bahan bakar, akan lebih tahan digebuk kompresi.
Seandianya kejadian rasio kompresi gede dipaksa menggunakan bensin oktan rendah akan timbul ngelitik atau knocking. Atau biasa dibilang ngeretek.
Jika mengalami kejadian ngelitik di mesin ada dua tindakan yang bisa dipilih.
Menurunkan rasio kompresi atau memundurkan timing pengapian.
“Dengan kemajuan ECU yang sudah programable, paling gampang seting pengapian,” jelas Tomy Huang, bos BRT-Bintang Racing Team.
KOMENTAR