MOTOR Plus-Online.com - Asyiknya adventure pakai Kawasaki KLX enggak bisa diomongin bro.
Pas banget redaksi JIP berkesempatan trabasan dengan KLX 150 BF di kaki Gunung Gede-Pangrango.
Jalur yang dilintasi lumayan keras.
Rider dari redaksi JIP melewati trek yang becek dan naik-turun.
Adventure pakai motor trail bukan pertama kali buat redaksi JIP.
Sekitar enam tahun lalu JIP juga pernah berpetualang menggunakan Kawasaki KLX keliling Danau Toba.
Disupport Kawasaki Indonesia, kali ini kami kembali merasakan serunya adventure roda dua dalam liputan khusus.
Kawasaki On The Hills, ke puncak bukit di kaki gunung Gede-Pangrango.
Menggunakan 2 unit Kawasaki KLX 150 BF SE (X-Treme) dan satu Kawasaki New KLX.
Tiga motor trail ini kami bawa ke Curug (air terjun) Cibogo, di kaki Gunung Gede-Pangrango.
Curug ini memang belum terekspos secara luas sebagai obyek wisata ekstrem.
Untuk mencapai lokasi terdekat dari air terjun pun harus pakai motor trail.
Dalam perjalanan ini redaksi JIP tidak sendiri, beberapa rekan komunitas Kawasaki KLX dari Jagakarsa Off-road ikut bergabung.
Sementara satu-satunya rider wanita, Annisa (Icha) Zahra akan mencoba New KLX terbaru yang disiapkan Kawasaki.
Ketiganya adalah rider yang tak pernah absen main trail di akhir pekan.
Perjalanan kali ini cukup sulit, masalahnya curah hujan di daerah Gede-Pangrango wilayah Bogor cukup tinggi.
Setiap siang daerah ini diguyur hujan cukup deras dan lama.
Tapi untuk off-roader roda dua atau roda empat kondisi ini justru makin menantang. Buat rider atau motornya.
Keterampilan pengendara serta ketangguhanmotor bisa diuji maksimal menaklukkan jalur yang sulit dan licin.
Pagi hari 6 Desember 2018 perjalanan Kawasaki On The Hills dimulai dari kawasan Gayatri Mountain Adventure.
JIP kebagian dua KLX 150 BF SE (X-Treme), sedangkan New KLX dijajal langsung oleh Icha.
“Aku pengin sekali coba New KLX, soalnya kelihatan tidak jangkung. Nggak beda jauh dari KLX 150 punya Aku. Padahal New KLX sudah pakai pelek 21-18 inci (depan-belakang),” tutur Icha.
Saat menunggangi, dengan tinggi badan 160 cm Icha tidak kesulitan mengendalikannya.
Trek Batu
Sebelum masuk jalur tanah, rombongan Kawasaki On The Hills melewati jalan batu.
Di medan seperti itu suspensi KLX 150 BF terasa lembut.
Suspensi up-side down atau inverted fork 35 mm di bagian depan tak mudah mentok, padahal beberapa kali menginjak lubang cukup kencang.
Riding di jalan berbatu pun tidak bikin tangan cepat pegal.
New KLX juga tak kalah lembut, walaupun masih menggunakan suspensi telescopic fork 33 mm.
Suspensi belakangnya adjustable preload dan piggyback reservoir, sehingga bantingannya mantap ketika dipakai terbang atau jumping.
Ditunjang pelek aluminium 21 inci di depan dan 18 inci di belakang, ringan tapi kuat sehingga kami tak ragu melajukencang di permukaan berbatu.
Handling KLX 150 BF di permukaan jalan seperti ini terasa menyenangkan, tak mudah terpelanting.
Sedangkan New KLX paling enak digeber kencang, karena ringan rasanya seperti floating (melayang) di atas batu.
Kubangan Air
Hujan pun turunderas di siang hari, jalur pun semakin licin dan banyak kubangan air cukup dalam.
Tapi kami tak terlalu khawatir dengan kondisi tersebut.
Beberapa genangan air menutupi setengah bodi KLX, namun masih dalam batas toleransi.
Karena sistem kelistrikan dan saluran udara masuk posisinya ada di bagian atas mesin.
Semua rider coba menerjang air dengan kencang. Tak satu pun dari kami khawatir KLX akan tersedak air.
Benar-benar asik menikmati andalnya Kawasaki KLX dihabitat non-aspal.
Tanjakan Terjal
Dengan mesin 144 cc SOHC 2 katup, bukan kendala besar bagi KLX.
Hanya perlu ‘memancing’ ke putaran tinggi, karena tenaga puncaknya 11,8dk baru terasa pada 8.000 rpm dan torsi 11,3 Nm di 6.500 rpm.
Untuk KLX 150 BF harus rajin selip kopling agar memancing putaran mesin tinggi, salah satu sebabnya karena rasio giginya cenderung untuk penggunaan di aspal.
Meningkatkan ukuran gir belakang sampai dua angka lebih tinggi, akan banyak membantu performa di trek off-road.
Paling menguntungkan buat New KLX karena bobotnya hanya 99 kg. Lebih ringan 19 kg dibandingkan 150 BF.
Tak heran kalau tenaga mesinnya lebih ke luar.
“Asik banget ini New KLX, motornya ringan, dan tenaganya ada. Bikin naksir nih motor,” celetuk Icha yang sekarang juga sibuk ikut road race.
Karena harus bermain di putaran mesin tinggi, momentum saat naik tanjakan pun cukup kencang.
Namun pengendalian KLX tetap gampang antara lain karena setangmya lebar, pas untuk menahan gerakan motor saat off-road.
Tak terasa rombongan Kawasaki On The Hills sudah seharian main motor, sehingga kami memutuskan beristirahat dulu sebelum lanjut ke Curug Cibogo.
Sore harinya kami sampai di air terjun, setelah menaklukkan medan sulit yang memaksa performa KLX dan keterampilan peserta sampai maksimal.
Bahkan kami harus saling membantu menarik motor satu persatu di tanjakan terjal dan amat licin, sebelum sampai tepat di bawah Curug Cibogo.
Sayang, kami tak bisa berlama-lama menikmati udara sejuk di sekitar air terjun, karena cuaca di sore hari itu kembali mulai tak bersahabat.
Sebelum gelap, kami segera memacu sepeda motor kembali ke Gayatri Mountain Adventure untuk camping malam itu.
Hujan pun kembali menemani selama perjalanan pulang base camp.
Meski terasa lelah sesudah menaklukkan medan berat uang cukup menguras tenaga dan ketangguhan KLX, kami merasa puas.
Karburator Lebih Praktis
Sekarang, hampir semua sepeda motor sudah memakai mesin ‘pintar’ dengan injeksi bahan bakar dan ECU.
Meski begitu Kawasaki tetap mempertahankan fungsi karburator sebagai pemasok bahan bakar pada mesin KLX.
Bisa begitu karena Kawasaki ingin motor trailnya mudah ditangani dan lebih tahan pada kondisi buruk di medan off-road.
Apalagi ketika beraksi di lokasi pedalaman yang agak sulit dijangkau.
“Dengan karburator lebih praktis. Apalagi kalau sering main trabasan. Kondisi paling riskan kalau main air, dan motor sampai tumbang. Pasti air dengan mudah masuk ke dalam box filter udara lalu ada kemungkinan masuk ke intake.Kebayangkankalauelektronik,” ucap Evan yang sudah lama pakai KLX.
“Kalau karburator masuk air lebih gampang buang air yang tertelan. Tinggal buka bak bensin di karburator untuk buang air yang tertampung.Bisa langsung jalan lagi deh,” jelas Ebeng berbagi pengalamannya.
Selain itu, masukan dari beberapa teman yang hobi main trail.
Mesin yang pakai karburator lebih enak buat dikulik, pertama biayanya tidak terlalu mahal.
Dan lebih mudah mendapatkan setting motor yang diinginkan oleh penunggangnya.
Kesan Pemakai Kawasaki KLX 150
Bro ini pengakuan rider yang pakai Kawasaki KLX 150 trabasan bareng redaksi JIP.
Evan:
Kalau doyan off-road dan ngoprek, pakai Kawasaki KLX sudah paling enak deh.
Spare part mudah di cari dan pilihan aftermarketnya juga banyak.
Icha:
Sebelumnya saya pakai Kawasaki KLX 150.
Semenjak jajal New KLX, rasanya kepingin tuker deh… Motor ini cocok sekali buat ‘main’, gak perlu di modifikasi lagi.
Ebeng:
Saya pakai KLX ini setiap hari, kalau weekdays untuk wara-wiri ke kantor.
Giliran akhir pecan buat trabasan deh, pokoknya motor ini multi fungsi buat saya.
Source | : | ADV |
Penulis | : | ADV |
Editor | : | Niko Fiandri |
KOMENTAR