MOTOR Plus-Online.com- Siapa sangka, buah kesabaran selama 6 bulan saat membangun Yamaha XS650 membuat motor ini memiliki cita rasa seni tinggi.
Motor lansiran 1978 ini mengusung konsep boardtracker, namun bukan boardtracker biasa lho.
“Panggilan motor ini ‘Ijo Madrasah 01’ memang dibuat dengan ketelitian dan detail yang tinggi, hampir keseluruhan semua part handmade, istimewa banget deh motornya,” ucap Ariawan Wijaya, owner Baru Motor Sport (BMS).
Setiap part handmade, punya nilai filosofi masing-masing yang mencerminkan keistimewaan hasil karya tangan builder.
Baca Juga : Memilukan, Driver Ojol Tutup Usia di Warung Kopi Usai Antar Penumpang, Saksi Mata Bilang Kelelahan
Baca Juga : Jadi Sedih, Motor Honda CBR Bekas Nicky Hayden Dijual, Segini Harganya
Pengerjaan pun dilakukan dengan hati-hati dan keseimbangan.
Hasilnya, detail modifikasi pun tetap terjaga. Very very good taste!
Jok motor yang biasanya terbuat dari busa, kini Ariawan membuatnya jauh berbeda.
Yup, pemilik bengkel yang berada di Jl. Palmerah Barat No. 25A,Jakarta Barat ini menggunakan jok dari kayu.
Baca Juga : Terciduk di Jalanan, Motor Trail Yamaha Siap Lawan KLX 150 dan CRF 150
“Dibuat dan dikerjakan sendiri, dibentuk sedemikian rupa agar terlihat pas dengan konsep secara keseluruhan,” tambah Ari panggilan akrabnya.
Untuk penggunaan kayu, memiliki filosofi bisa merindangi, seperti rantai,” terangnya.
Meneduhkan, memberi udara segar karena kayu itu dari sebatang pohon.
Dan, kayu juga bisa diubah menjadi rupa-rupa seperti layaknya dunia kustom.
Baca Juga : Bahaya Gak Pakai Oli Mobil Buat di Motor? Setelah Dilakukan Tes Hasilnya Mengejutkan
Bila menengok ke bagian blok samping kiri dan kanan, kita akan menemui ukiran khas yang kental dengan Indonesia.
Ukiran Candi Borobudur yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi pilihan Ari.
Serta ukiran bunga juga menghiasi area blok tersebut.
Seperti yang kita ketahui, bahwa Candi Borobudur merupakan satu dari tujuh keajaiban dunia dan sampai sekarang masih kokoh berdiri tegak.
Baca Juga : Blak-blakan, Ini Curhatan Dimas Ekky Setelah Race Moto2 Qatar 2019
Sedangkan bunga, melambangkan keharuman.
Ban pun tidak dibiarkan standar, bukan dari ukurannya dibuat beda, namun kini ban pun diukir.
Mengambil tema batik yang notabene kental dengan kebudayaan asli Indonesia.
Mengukir ban bukan tanpa alasan, walau sebenarnya ini merupakan bagian vital dari motor dan enggak safety.
Makna dari ukiran ban tersebut, mencerminkan konsistensi bentuk ban yang pasti bundar, ban tak akan pernah menjadi bentuk lain.
Ban pun tidak pernah sombong dan tidak berat hati menolak permintaan.
Ukiran tersebut adalah sumber keselarasan bumi yang berkesinambungan dengan budaya dan tanah Jawa.
Artikel ini sudah dimuat di Tabloid MOTOR Plus edisi 979 th 2017
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Motorplus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR