“Pada as transmisi sekunder yang selaras dengan gir belakang, pada gigi geser 5 terdapat peluru pengunci, yang ditengarai dengan tanda tiga cat di dinding gigi.
Begitu juga pada as transmisi, terdapat alur untuk ketiga pelor tesebut,” jelas Anang.
Ketika mesin mati dan as sekunder tidak berputar, maka pelor tersebut akan mengunci gigi 5 tersebut sehingga tidak bisa mengunci gigi di sebelahnya (gbr.2).
Namun ketika as dan gigi tersebut berputar, gaya sentrifugal akan melontarkan pelor tesebut sehingga gigi bisa bergeser ketika tuas perseneling ditekan.
Jadi, selama belum ada gaya sentrifugal, pelor tersebut akan diam dan mengunci slide gear sehingga tidak bisa bergeser.
Namun masalahnya adalah ketika membongkar sistem transmisi.
“Sedikit sulit untuk membongkar transmisi Ninja 250 ini. Posisi gigi harus vertikal, lalu posisikan peluru agar bebas baru gigi lima bisa dicopot,” tutur Anang yang bukan suami Ashanty ini.
Untuk pemasangannya sih lebih mudah. “Biar gampang masangnya, harus dengan grease atau gemuk masukkan ke dalam slide gear lalu tempelkan ketiga peluru tersebut,” jelas pria yang berkantor di Jl. Teuku Umar Barat No. 999, Denpasar, Bali ini.
Ingat! Ia mewanti ketika memasangnya, posisikan tanda agar selaras dengan coakan pada as gigi transmisi sekundernya ya.
“Itu untuk memastikan sistem ini berkerja
dengan baik “ tutupnya.
Artikel ini sudah dimuat di Tabloid MOTOR Plus edisi 903 tahun 2016
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Motorplus |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR