MOTOR Plus-Online.com- Punya motor legend sudah jadi impian bikers sejati.
Salut untuk Bro William Sudiyono, ia beruntung punya The Forty Five (45 eu) alias WLA 750 cc tahun 1942 ini.
Kalau baca sejarahnya, motor ini dianggap sang pemenang di Perang dunia ke II.
Yap, dia dipakai tentara Amerika dan sekutunya melawan musuh bebuyutan mereka, Nazi Jerman, Jepang dan Fasisme Italia.
Baca Juga : Memilukan, Driver Ojol Tutup Usia di Warung Kopi Usai Antar Penumpang, Saksi Mata Bilang Kelelahan
Baca Juga : Jadi Sedih, Motor Honda CBR Bekas Nicky Hayden Dijual, Segini Harganya
Jadi jelaslah kalau motor ini punya nilai sejarah tinggi.
Sipnya lagi, restorasi yang dilakoninya juga nggak setengah setengah.
Motor tampak fresh alias segar seperti saat baru keluar pabrik di tahun 40-an.
lni bukan pekerjaan mudah, butuh biaya gede, kesabaran, tekun dan rasa cinta.
Baca Juga : Terciduk di Jalanan, Motor Trail Yamaha Siap Lawan KLX 150 dan CRF 150
Big applause untuk William yang waktu ingin ditemui sedang berada di Australia ini.
Di tahun 40-an, pemerintah Amerika hanya memproduksi sedikit saja The Fort Five ini.
E'eh.., Jepang membom Pearl Harbour, ini sebagai bebuka keterlibatan aktif Amerika di PD II.
Bisa ditebak, mereka butuh perlengkapan perang lebih banyak lagi dan mengontrak pihak Harley-Davidson memproduksi sebanyak mungkin The Forty Five untuk terjun ke medan perang.
Tercatat, lebih dari 90.000 WLA diproduksi selama PD II ini.
Baca Juga : Bahaya Gak Pakai Oli Mobil Buat di Motor? Setelah Dilakukan Tes Hasilnya Mengejutkan
la lantas diberi nomorseriseri 1942 sekalian menunjukkan nomor produksi.
Dari situlah ia lantas disebut sebagai Harley-Davidson 42WLA.
Saat diambil William, kondisinya berantakan.
"Yap, ia lantas meminta untuk merestorasi motorini," jelas SantoSugandi, pentolan bengkel Kens di Jl. Perjuangan No.7, Kebon Jeruk,Jakarta Barat.
Baca Juga : Blak-blakan, Ini Curhatan Dimas Ekky Setelah Race Moto2 Qatar 2019
Karena sudah termakan usia, mau gak mau harus repaint keseluruhan.
lni langkah yang superhati-hati! Pebengkel harus mampu menampilkan wujudnya sebagai motor perang masa lalu alias tidak meninggalkan sejarah yang melekat di motor ini.
"Sebenarnya ini ada sespannya juga mas. Cuma, masih tahap repaint," tambah Santo yang buka bengkelsejak tahun 2005.
Walaupun datang dengan kondisi berantakan, untungnya mesin masih bisa diselamatkan.
"Kita lakukan service dan mengganti bagian kopling saja.
Hanya bagian kelistrikan yang jadi tantangan tersendiri.
Sungguh mengenaskan! Saya harus urut kabelsemuanya mas, maklum dari zaman perang, jadi kabelsudah pada putus," tutup Santo.
Artikel ini sudah dimuat di Tabloid MOTOR Plus edisi858 th 2015
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Motorplus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR