MOTOR Plus-online.com - Namanya sudah hobi, harga berapapun bakal dikeluarkan demi hasil memuaskan.
Seperti kisah motor Yamaha RX-King milik owner Bursa Karbu Jogja (BKJ), yang punya cerita unik.
Dimulai dari spek motornya yang ganas, dan punya performa yang diidam-idamkan pemilik RX-King lainnya.
Yang dahsyat, motor andalannya ini pernah ditawar Rp 50 juta, namun tidak dilepas, yuk kita simak kisahnya!
Baca Juga : Nembus Luar Negeri, Hebatnya Bengkel Spesialis RX-King Asal Yogyakarta
Baca Juga : Paku Mulai Ditinggalkan Penyebar Ranjau, Dua Material Ini Lebih Berbahaya dan Ancam Keselamatan Pemotor
Erik Tanjung, begitu nama lengkap pemilik BKJ, tidak mau begitu saja melepas motor Yamaha RX King miliknya.
RX-King milik Erik, merupakan seri Cobra keluaran tahun 1995.
Ternyata, motornya selain sudah digarap total, juga menjadi incaran para kolektor motor 2-Tak.
Padahal sudah ditawar oleh kolektor dengan mahar uang tunai Rp 50 Juta.
Baca Juga : Catat Nih! Biaya Untuk Bikin SIM di 2019, Bikin Baru dan Perpanjangan
Erik memang mengoleksi satu, di antara motor legenda Yamaha RX-King seri Cobra keluaran tahun 1995.
Meski ditawar dengan harga tinggi, namun pria berusia 28 tahun ini memilih mempertahankan motor yang telah menemaninya sejak bangku SMP ini.
"Telanjur sayang, buat klangenan, belajar otak-atik motor pertama kali ya bareng motor ini soalnya," jawabnya.
Bahkan, ia lebih memilih membuatkan motor modifikasi baru untuk konsumennya, ketimbang melepas RX-King kesayangannya tersebut.
Baca Juga : Percaya Takhayul, Marc Marquez Sempat Mau Pasang Angka 1 di Motornya
"Daripada beli motor saya, mending saya buatkan motor modifikasi seperti itu yang nilainya sama," ucapnya kepada TribunJogja.com, beberapa hari lalu.
Alasan kolektor berani menawar harga tinggi, rupanya bukan tanpa alasan.
Motor modifikasi milik Erik ini telah memiliki ubahan spesifikasi yang mumpuni, untuk race dan menggunakan part racing.
"Seri Cobra saat ini juga sedang jadi primadona, banyak yang cari, makanya harganya lumayan," katanya.
Baca Juga : Gak Nyangka, Ternyata MotoGP Qatar Mulanya Bukan Balap Malam
Ubahan drastis pada motor RX-King Cobra milik Erik ini, tentu berkat sokongan bengkel dan toko spare part miliknya.
Erik menjelaskan yang telah diubah, mulai dari karburatornya yang telah diganti dengan PWK 28 Sudco Fullset Intake Manifold.
Membran atau katub buluh (reed valve) juga diganti menggunakan VForce, magnet YZ racing, serta block head YZ buatan Thailand.
Untuk kaki-kaki shock depan Yamaha Byson, swing arm oval kreasi Bursa Karbu Jogja, serta shock belakang dengan YSS 340 tabung.
Untuk head lamp ia memasangkan lampu led custom, dan tangki original RX-King keluaran terakhir 2008.
"Yang paling banyak memakan biaya modif RX King saya lebih ke sektor mesin, karena spesifikasi racing semua," ujarnya.
Erik menuturkan, hasil modifikasi mesin yang digarap bengkelnya, pernah membuat RX-King bisa melaju hingga kecepatan 170-180 km per jam.
Kecepatan maksimal itu diterapkannya, saat ada proyek oprekan dari pemilik asal Jakarta, yang menghendaki kualitas untuk touring.
Baca Juga : Intip Dari Dekat, Sirkuit Mandalika Jadi Host MotoGP Indonesia 2021
Harga motor RX King saat ini, kata Erik, memang tengah melambung.
Karena motor 2-tak seperti RX-King, banyak diburu menjadi barang klangenan, koleksi dan modifikasi.
"Motor ini sudah terbatas tapi peminatnya mulai bertambah terus," terangnya.
Harga tertinggi yang pernah diketahuinya terjual Rp 70 juta, Untuk seri-seri RX-King Cobra yang masih orisinil.
Baca Juga : Jahat! Modus Ranjau Paku Terbaru Ini Enggak Bisa Diangkat Pakai Magnet
Selain menerima orderan part, sehari-hari Erik juga melayani modifikasi motor RX-King dengan beragam tipe dan tampilan.
"Saya tidak jualan motor, hanya bersedia membuatkan motor dengan berbagai spesifikasi, bisa spek balap, harian atau touring. Sesuai yang diinginkan," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Ditawar Rp 50 Juta, Pria Asal Yogyakarta Ini Tak Mau Lepas Yamaha RX King Miliknya, Apa Spesialnya?
Source | : | TribunJogja.com |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR