Baca Juga : Warga Klaten Heboh, Pohon Tumbang Hancurkan Honda PCX 150, Begini Kondisi Korban
Pasalnya, lebar jalan ini tidak cukup untuk kendaraan roda dua berjajar.
Karena sering macet, membuat wisatawan yang melintas di jalan berpaving itu menyebutnya sebagai jalur neraka.
“Pernah macetnya sampai parah sekali, terus karena sudah buntu tidak bisa diurai, terpaksa kendaraan mundur semua. Ada yang balik arah. Kondisinya pun kacau," kata seorang driver turis, Agus.
"Pokoknya kalau jam siang, sore jam 3, trus jam 6, dan jam 7 malam itu pasti macet banget di sini,” tambahnya.
Meski rambu lalu lintas yang dipasang tak mengizinkan kendaraan melintas dua arah, tetapi pengendara tetap melintas berlawanan arah.
Mereka tetap memilih melabrak rambu, ketika tidak ada polisi yang bertugas.
“Dulu ingat sekali saya sampai setiap hari ada razia di sini. Tapi gak mempan,” kata Agus.
“Memang ini satu arah, tapi orang-orang sini saja tidak mematuhi rambu ya kami ikut-ikutan saja. Kan semua nyari cepat. Kalau lewat jalan utama bisa satu jam muter,” tambah Agus, yang setiap hari melintas di jalan ini.
Source | : | Tribun Bali |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR