“Motor jangan dipanteng di bawah 5.000 rpm bisa ngok takutnya,” jelas Andrew Sitepu, mekanik 43Racing di Bekasi ini.
Tinggi exsos berani dipapas sampai 29 mm diukur dari permukaan blok silinder.
Itu artinya sudah dimakan 5 mm.
Kan tinggi standar lubang buang 34 mm.
"Efeknya khas mesin 2-tak power band jadi lebih sempit dan baru terasa dari menengah ke atas,” ungkap Andrew.
Baca Juga : Hasil Kualifikasi MotoGP Qatar, Maverick Vinales Pole Position, Lorenzo Jatuh Lagi
Naik stroke dilakukan dengan memasangkan pen stroke ber-offset 1,1 mm.
“Pemasangan pen struk ini pasti bikin piston nongol, makanya seher dipapas 1 mm agar rata dengan bibir liner dan kepala piston dibuat 14 derajat,” tukas Andrew yang tinggal di Bintara, Bekasi Barat.
Karburator bawaan motor digeser dengan menggunakan Keihin PE 28 yang direamer jadi 33 mm, agar asupan udara lebih deras.
Setingan pilot jet 62 dan main jet 155.
“Spek Ninja Standaran di luaran sekarang sudah melumrahkan karburator PWL standar atau Keihin PE 28 di reamer, ini halal di liaran untuk saat ini,” jelas Andrew yang biasa dipanggil Palkor ini.
Ini dia salah satu yang bikin Ninja R sering menangan. Rasio dibikin close alias berdekatan.
Gigi I (14/31), gigi II (18/28), gigi III (20/25), gigi IV (22/24), gigi V (20/20), gigi VI (27/25)
Knalpot standar pension, diganti milik CMS yang memiliki ukuran perut knalpot lebih besar.
Bukan perut pemilik motor yang lebih besar hahaha, “Agar power mesin keluar tanpa tertahan, jadi langsung gasspoll,” tutup Andrew.
Artikel ini sudah dimuat di Tabloid MOTOR Plus edisi 957 th 2017
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Motorplus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR