Perbedaan besarnya tahanan ini, terkait dengan cara kerja yang berbeda dari part pengantar percikan api ke busi itu.
Baca Juga : Jalan Raya Serang Mencekam, Sopir Angkot Terlibat Duel dengan Pemotor, Darah Mengucur di Wajah
Kalau di koil tipe karbu, output yang keluar dari CDI dilipatgandakan lagi oleh koil.
Misalnya, dari output yang keluar sekitar 200 volt, maka oleh koil ilipatgandakan jadi 20.000 volt.
"Sedikit berbeda dengan koil tipe injeksi. Selain dari koil, proses untuk membuat percikan api lebih besar juga tergantung dari voltase aki.
Hal ini juga dikontrol oleh ECU (Electronic Control Unit).
Baca Juga : Ngalahin Wagub, Gubernur Jatim Khofifah Sunmori Naik NMAX, Bonceng Arumi Bachsin
Jadi, ECU hanya memberikan signal ke koil kapan harus meletik atau tidak berdasar input yang diterima dari sensor.
Begitunya menurut Endro Sutarno, biasanya tegangan puncak yang dikeluarkan koil tipe CDI lebih kecil ketimbang koil injeksi.
“Memang, di koil tipe motor injeksi tegangan puncak primer koil lebih besar,” sebut pria yang menjabat Technical Service Development PT Astra Honda Motor (AHM).
Baca Juga : Jatuh dari Motor di Kecepatan 350 Km/Jam, Marc Marquez Sempat Gemeteran Naik Motor Lagi
Perbedaan dari tampak luar juga bisa dicirikan, terutama dari munculnya soket yang hadir di bagian belakang koil.
“Untuk motor injeksi, memiliki dua soket. Tetapi, di koil motor CDI atau karbu, hanya satu saja,” beber Jessy Liga Siswanto, owner Kawahara Racing yang juga produksi koil untuk pacuan injeksi dan karburator.
Senada dengan Jessy, Endro juga mengatakan kalau koil injeksi memiliki soket untuk arus positif dan negatif.
“Nantinya, soket negatif ini akan terhubung ke ECM atau ECU. Dan berfungsi untuk mengatur kapan api harus memercik dan tidak,” tambah Endro yang ramah.
Begitu lho...
Artikel ini sudah dimuat di Tabloid MOTOR Plus edisi 721 th 2012
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Motorplus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR