Baca Juga : Ditilang Rp 750 Ribu Mengendara Motor Sambil Merokok, Ini Dasar Hukumnya
Padahal walaupun sama-sama beroda dua, riding dengan moge memerlukan perlakuan khusus lho.
Karena bukan cuma tenaganya lebih besar, tapi bobot moge bisa 2 atau bahkan 3 kali lipat lebih berat daripada bobot motor biasa.
Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati menjelaskan penyebab terjadinya kecelakaan pada konvoi moge.
"Terkait dengan konvoi moge yang mengalami kecelakaan, pertama kita harus bahas dari sisi kendaraannya. Moge jenis HD memang memerlukan skill yang baik serta tenaga yang kuat dalam pengoperasiannya.
Baca Juga : Lagi Demam Pasang Body Kit NMAX Lent, Pakai Komponen Orisinil Yamaha Biar Mirip XMAX
Makanya kalau di luar negeri, kebanyakan pengendara HD itu berbadan besar. Sementara rata-rata postur pengendara moge di Indonesia tidak sebesar orang-orang bule, jadi enggak maksimal saat mengendalikan motor," buka Agus Sani.
Sedangkan menurut Agus Sani, pengendara moge di Indonesia tidak semuanya memiliki keahlian berkendara dengan motor berjenis HD.
"Kalau di Indonesia, rata-rata pengendara moge adalah mereka yang mampu membeli moge tapi keahlian berkendaranya masih minim," lanjut Agus.
"Sehingga saat melakukan turing, potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas jadi lebih besar," ujarnya lagi.
Baca Juga : Arogan, Biker Honda PCX 150 Langgar Pintu Palang Kereta di Kebumen
Namun menurut Agus, banyak faktor yang menyebabkan rombongan konvoi mengalami kecelakaan.
"Banyak faktornya, harus dilihat dari berbagai aspek. Karena kesalahan bisa saja terjadi akibat kurangnya kemampuan berkendara si ridernya, atau bisa jadi dari kelalaian si korban saat di jalan," tutup Agus.
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR