Konvoi Moge Kerap Makan Korban, Pakar Safety Riding Beberkan Sebabnya

Fadhliansyah - Jumat, 22 Maret 2019 | 19:55 WIB
Facebook.com/Jahid Ae Lagh
Harley-Davidson yang terlibat kecelakaan dengan petani yang sedang menjemur padi

MOTOR Plus-online.com - Konvoi motor saat turing memang menjadi hal yang lumrah.

Karena biasanya para bikers yang turing tersebut terdiri dari satu wadah komunitas.

Enggak cuma motor biasa, komunitas motor gede alias moge juga sering melakukan konvoi saat turing.

Namun saat konvoi, bikers wajib tetap berhati-hati.

Baca Juga : Tabrak Warga Sampai Meninggal di Kebumen, Ini Alasan Konvoi Harley-Davidson Sering Dikawal Polisi

Baca Juga : Teror di Masjid Christchurch, Club Motor Mongrel Mob: Kawan-kawan Kami Menunggu Pelaku di Penjara

Karena kecelakaan bisa terjadi kapan saja, seperti yang terjadi di Kebumen, Jawa Tengah pada hari Rabu (20/3/2019) kemarin.

Kecelakaan terjadi melibatkan para pengendara moge Harley-Davidson (HD) yang sedang melakukan konvoi.

Salah seorang warga sekitar, yang bernama Yitna Reja (75) meninggal dunia akibat ditabrak Harley-Davidson.

Mungkin ada yang berpikir, naik moge hampir sama dengan naik motor biasa.

Baca Juga : Ditilang Rp 750 Ribu Mengendara Motor Sambil Merokok, Ini Dasar Hukumnya

Padahal walaupun sama-sama beroda dua, riding dengan moge memerlukan perlakuan khusus lho.

Karena bukan cuma tenaganya lebih besar, tapi bobot moge bisa 2 atau bahkan 3 kali lipat lebih berat daripada bobot motor biasa.

Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati menjelaskan penyebab terjadinya kecelakaan pada konvoi moge.

"Terkait dengan konvoi moge yang mengalami kecelakaan, pertama kita harus bahas dari sisi kendaraannya. Moge jenis HD memang memerlukan skill yang baik serta tenaga yang kuat dalam pengoperasiannya.

Baca Juga : Lagi Demam Pasang Body Kit NMAX Lent, Pakai Komponen Orisinil Yamaha Biar Mirip XMAX

Makanya kalau di luar negeri, kebanyakan pengendara HD itu berbadan besar. Sementara rata-rata postur pengendara moge di Indonesia tidak sebesar orang-orang bule, jadi enggak maksimal saat mengendalikan motor," buka Agus Sani.

Sedangkan menurut Agus Sani, pengendara moge di Indonesia tidak semuanya memiliki keahlian berkendara dengan motor berjenis HD.

"Kalau di Indonesia, rata-rata pengendara moge adalah mereka yang mampu membeli moge tapi keahlian berkendaranya masih minim," lanjut Agus.

"Sehingga saat melakukan turing, potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas jadi lebih besar," ujarnya lagi.

Baca Juga : Arogan, Biker Honda PCX 150 Langgar Pintu Palang Kereta di Kebumen

Namun menurut Agus, banyak faktor yang menyebabkan rombongan konvoi mengalami kecelakaan.

"Banyak faktornya, harus dilihat dari berbagai aspek. Karena kesalahan bisa saja terjadi akibat kurangnya kemampuan berkendara si ridernya, atau bisa jadi dari kelalaian si korban saat di jalan," tutup Agus.

Penulis : Fadhliansyah
Editor : Aong


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular