MOTOR Plus-Online.com - Untuk balap di matic race kebanyakan mengandalkan Honda BeAT atau Yamaha Mio yang lebih lincah.
Tapi, Asep Bedun pembalap asal Subang ini mencuri perhatian penonton dan pembalap pada gelaran KYT Top1 Indotire BRT The master of Matic Race putaran 4 pada 2012 lalu.
Dialah satu-satunya pembalap yang menggunakan Suzuki Spin di tengah kepungan Honda BeAT maupun Yamaha Mio saat berlaga di Sirkuit Mandala Krida Yogyakarta.
Meski single fighter, andalan tim CLD Empus JetUp Apry Yosstar ini berhasil merebut podium 4 kelas matic 130 open.
Rahasianya, “Stt...hanya mengotak-atik sekitar puli,” tegas Mansuri, sang mekanik yang bermarkas di Jakarta.
Yuk kita kupas mulai dasar.
Motor matik, tak lagi menggunakan gigi transmisi.
Gantinya adalah CVT atau Continuously Variable Transmission.
Fungsinya sama, sebagai pemindah tenaga atau torsi dari mesin ke roda.
Cuma bedanya, pada CVT, satu cuma rasio untuk menurunkan putaran ke roda.
Juga didukung dua puli dan sabuk logam.
Makanya, puli menjadi bagian penting di balap matik.
Karena, percuma saja mesin dikorek sampai nungging untuk menghasilkan performa maksimal.
Tapi, torsinya tidak bisa diteruskan ke roda. Al-hasil, cuma bisa teriak, motor ogah jalan.
Banyak pilihan puli racing saat ini di pasaran.
Tapi, mekanik yang akrab disapa Suri ini memilih memakai puli standar di bagian belakang. Material bahan dan bentuknya sudah mumpuni.
Ubahan justru difokuskan pada pada per puli.
Karena saat gas dibejek, puli ini bergerak merenggang dan menyempit.
Pergerakan ini mempengaruhi tenaga yang akan disalurkan ke roda.
Makin cepat gerakan merenggang-menyempit, makin responsif tenaga yang disalurkan.
Nah, kecepatan gerakan ini dipengaruhi oleh per.
Per yang lembek, tak akan mampu membuat puli bergerak cepat dalam merenggang maupun menyempit.
Makanya, per standar diganti per lebih keras bermerek CLD.
Saat berlaga di Jogja lalu, ada 3 macam per yang diujicoba.
Mulai per dengan kuran 1.000 rpm saat latihan resmi. Sang rider memberi
masukan kalau motor masih kurang reponsif.
Di saat race pertama, per dinaikkan menjadi 1.500 rpm.
Hasilnya, lumayan, finish ke 7.
Toh saat dievaluasi, motor masih belum bisa cepat keluar dari tikungan.
Kali ini, Suri berspekulasi memasang per ukuran 2.000 rpm.
Dan hasilnya, cukup memuaskan. Saat race 2, finish urutan 4. Dan total poin mendapat juara 4.
DATA MODIFIKASI
Piston : FIM Piston
Klep : Sonic
Karburator : PWK 28
Pilot/main-jet : 20/130
Durasi : In 33/55° ex 55/33
Artikel ini sudah dimuat di Tabloid MOTOR Plus edisi 711 th 2012
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Motorplus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR