Lanjut Sister WU, dalam kurun waktu dua jam yang telah ditentukan, mereka mampu mencuci hingga 30 motor.
Peralatan yang mereka gunakan pun terbilang seadanya seperti selang air, ember, busa, hingga sabun pewangi.
Tidak hanya itu, perkumpulan enam orang sebagai pembina rohani gereja di Semarang tersebut juga mengadakan beberapa kegiatan sosial lain.
Seperti, free english class setiap Rabu dan Kamis malam pukul 19:00 sampai selesai, pun bersedia dimintai tolong untuk membantu pekerjaan rumah warga Semarang jika dibutuhkan.
Baca Juga : Pemotor Jatuh Habis Tabrak Mobil yang Ngerem Mendadak, Langsung Dihantam Truk Tronton dari Lawan Arah
"Ya kayak ngecat rumah, bersihin taman dan apapun lah siap melayani orang Indonesia" ujar Sister WU.
Salah seorang bule lain, Penatua asal Amerika menambahkan, merasakan kenyamanan tinggal di Indonesia khususnya Semarang.
Meski baru delapan bulan makan dan tidur di Indonesia, ia mengaku betah dengan semua yang ada di Indonesia dan siap berpindah-pindah kota.
"Khusus di Semarang selama saya tinggal di Indonesia, orangnya ramah-ramah. Makanan juga enak-enak paling saya suka nasi goreng babat. Babatnya itu mantab, tapi saya gak suka pecel dan gak pernah makan," tambah laki-laki asal Amerika tersebut.
Source | : | Tribun Jateng |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR