“Tepatnya rasio kompresi jadi 12,8 : 1,” jelas Sagita yang punya anak dua itu.
REAMER TB
Untuk bermain di kelas selembaran, throttle body (TB) harus menggunakan yang standar.
Namun dibolehkan untuk untuk direamer sampai abis.
Untuk memperbesar venturi, direamer sampai 32 mm, dipadukan injector 10 hole.
Namun Gita tidak tahu debit cc/menit injektor warna merah jambu ini.
Untuk mengatur debit injektor menggunakan ECU aRacer RC Mini.
“Setingannya spark angle 1, MJ 6 dan PJ 6,” jelas Bang Zaw yang berbadan sedikit endut itu.
SEKTOR CVT
Untuk memperingan tarikan dan menambah top speed jadi tinggi, sektor CVT dibenahi.
“Rumah roller kemiringannya dibubut jadi 13 mm, begitupun kipas atau lawan rumah roller dibubut juga jadi 13 mm. Supaya klop pasangnnya,” jelas Gita.
Untuk memperbesar top speed juga dilakukan dengan main kerok alur roller.
Supaya gerakan roller bisa sampai atas menekan v-belt sampai tinggi. Ini ibarat menggunakan gir depan lebih besar.
Untuk menggerus alur roller menggunakan alat khusus secara mekanis menggunakan tenaga angin kompresor.
Tinggal benahi akselerasi lagi, per CVT menggunakan yang lebih keras, ukurannya 2.000 rpm.
Namun untuk per kampas kopling yang berjumlah 3 buah itu pakai yang 1.000 rpm supaya mudah terlontar dan menekan mangkuk puli belakang.
Per kampas yang tidak terlalu keras juga tidak membuat power mesin terasa ngambang. Jadinya lebih greget.
DATA MODIFIKASI
Busi : NGK Iridium
Kampas CVT: Kitaco
Teromol: VND
Pelek : 1,40x17 depan belakang
Ban depan : FDR 2,15x17
Ban belakang : Mizzle Power Grip 2,25x17
Artikel ini telah tayang di tabloid MOTOR Plus edisi 1003 tahun 2018.
KOMENTAR