Para terdakwa ini membantah keras dan menyatakan siap mati jika benar memperkosa.
Hoegeng seperti tersadar. Ada kekuatan besar yang membelokkan kasus ini.
Benar saja. Pada 2 Oktober 1971, Hoegeng dipensiunkan sebagai Kapolri.
Usai dipensiunkan di umur 49, seperti dikisahkan dalam buku Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan karya Suhartono, Hoegeng kemudian mendatangi ibundanya untuk sungkem.
Baca Juga : Gak Hanya Vario di Demak, Nih Daftar Kasus Motor Misterius, Ada yang Dibuang Turis
“Saya tak punya pekerjaan lagi, Bu,” kata Hoegeng.
Sang ibunda menjawab tenang. “Kalau kamu jujur dalam melangkah, kami masih bisa makan hanya dengan nasi dan garam,” kata sang ibunda.
Kalimat sang ibunda menenangkan hati Hoegeng dan keluarganya.
Dan, hingga akhir hayatnya, Hoegeng tetap setia di jalan kejujuran yang dipilihnya.
Baca Juga : Terbongkar Lima Kelebihan Pertamax Dibanding Premium dan Pertalite Kenapa Harganya Lebih Mahal
Ternyata masa menyenangkan itu tidak berlaku bagi Hoegeng yang anti disogok.
Pria yang pernah dinobatkan sebagai The Man of the Year 1970 ini pensiun tanpa memiliki rumah, kendaraan, maupun barang mewah.
Rumah dinas menjadi milik Hoegeng atas pemberian dari Kepolisian.
Beberapa kapolda patungan membeli mobil Kingswood, yang kemudian menjadi satu-satunya mobil yg ia miliki.
Baca Juga : Motor Baru Sekarang Harus Register Nama Dan Email Untuk Unlock Mode Agar Mesin Hidup Normal
Pengabdian yang penuh dari Pak Hoegeng tentu membawa konsekuensi bagi hidupnya sehari-hari.
Pernah dituturkannya sekali waktu, setelah berhenti dari Kepala Polri dan pensiunnya masih diproses, suatu waktu dia tidak tahu apa yang masih dapat dimakan oleh keluarga karena di rumah sudah kehabisan beras.
Hoegeng memang seorang yang sederhana, ia mengajarkan pada istri dan anak-anaknya arti disiplin dan kejujuran.
Semua keluarga dilarang untuk menggunakan berbagai fasilitas sebagai anak seorang Kapolri.
“Bahkan anak-anak tak berani untuk meminta sebuah sepeda pun,” kata Merry sang istri.
Saking jujurnya, Hoegeng baru memiliki rumah saat memasuki masa pensiun.
Atas kebaikan Kapolri penggantinya, rumah dinas di kawasan Menteng Jakarta pusat pun menjadi milik keluarga Hoegeng.
Tentu saja, mereka mengisi rumah itu, setelah seluruh perabot inventaris kantor ia kembalikan semuanya.
Memasuki masa pensiun Hoegeng menghabiskan waktu dengan menekuni hobinya sejak remaja, yakni bermain musik Hawaiian dan melukis.
Lukisan itu lah yang kemudian menjadi sumber Hoegeng untuk membiayai keluarga.
Karena harus anda ketahui, pensiunan Hoegeng hingga tahun 2001 hanya sebesar Rp 10.000 saja, itu pun hanya diterima sebesar Rp 7500!
Dalam acara Kick Andy, Aditya menunjukkan sebuah SK tentang perubahan gaji ayahnya pada tahun 2001, yang menyatakan perubahan gaji pensiunan seorang Jendral Hoegeng dari Rp 10.000 menjadi Rp 1.170.000.
Pada 14 Juli 2004, Hoegeng meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta dalam usia yang ke 83 tahun.
Ia meninggal karena penyakit stroke dan jantung yang dideritanya. Hoegeng mengisi waktu luang dengan hobi melukisnya.
Tanggal 14 Juli 2004 silam, atau 14 tahun yang lalu, Indonesia kehilangan figur polisi yang baik, berani dan jujur. Hoegeng berpulang dalam usia 82 tahun.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Gus Dur: Hanya 3 Polisi Jujur, yakni Polisi Tidur, Patung Polisi dan HOEGENG!
KOMENTAR