Disebutnya, awalnya jenazah Jojok dibawa dari RSUD Indrasari Rengat menggunakan ambulans lantaran ia meninggal dunia di tempat itu.
Baca Juga: Ngeri! Pemotor Honda CBR150R Kena Begal, Sampai 6 Kali Dibacok Oleh Pelaku Bonceng Tiga
Malang tak dapat ditolak, ambulans yang membawa jenazah Jojok terpaksa berhenti di tengah jalan karena kondisi jalan belum beraspal mustahil dilewati kendaraan roda 4.
"Ambulans tidak bisa lewat lagi. Sehingga jenazah diturunkan dan dibawa pakai motor yang menempuh perjalanan sekitar satu setengah jam," Sarman menambahkan.
Warga setempat bukannya tak mengusahakan agar jenazah Jojok bisa dibawa secara layak menggunakan mobil.
Sarman menyebut memang ada seorang warga yang diketahui mempunyai mobil double gardan yang bisa dipakai untuk membawa jenazah ke rumah.
Baca Juga: Mantap! Dibanderol Segini, Benelli TnT 249S Punya Mesin Dua Silinder Bersuara Empat Silinder
Namun, si pemilik mobil ternyata tak bersedia meminjamkannya lantaran takut terkena sial.
"Di sini ada yang punya mobil double gardan. Tapi, masyarakat awam ini kan kalau mobil pribadi bawa mayat banyak enggak boleh. Nanti sial atau bagaimana enggak tahulah. Tapi kalau bawa orang sakit mereka mau, tapi bawa mayat mereka berat nampaknya," imbuhnya.
Tak ada pilihan lain, jenazah Jojok akhirnya terpaksa dibawa pakai motor dan diikat di atas keranjang.
"Ya dibawa pakai motor ditaruh di atas keranjang yang biasa digunakan untuk angkut sawit, karet dan belanja dari pasar," ungkap Sarman.
Baca Juga: Jual Motor 250 cc Harga Terjangkau Agar Penjualan Harley-Davidson Naik
Sementara itu, sang camat mengaku belum mendapat informasi lebih lanjut soal keseharian mendiang Jojok.
Ia hanya mengetahui warganya itu bekerja sebagai petani di Desa Alim II dan tinggal di sana bersama keluarganya.
Semoga khusnul khotimah.
KOMENTAR