"Oleh karena itu setiap hari, usai kerja saya datang ke sini membawa buku bacaan untuk bantu mereka membaca," tambahnya.
Boks motor dinasnya, Abraham rubah menjadi perpustaan mini sejak tahun 2016 lalu, dan diisi dengan buku bacaan anak-anak.
Buku-buku bacaan yang bawa tersebut, dia peroleh dari seorang temannya yang ada di Komunitas Baca NTT.
"Kebetulan saya memiliki kenalan di Komunitas Baca NTT, yang setia menyumbangkan buku bacaan dan dibagikan kepada anak-anak untuk dibaca. Sehingga saya bisa dapat bantuan buku," tukasnya.
Untuk belajar, mereka terpaksa melakukannya di luar rumah, apa alasannya?
"Saat ini ada rumah kosong milik ketua RT 03 Adelino Do Santos, yang rela dipinjamkan untuk dipakai menjadi perpustakaan mini," jelas Abraham.
"Namun kalau untuk menampung anak-anak ini sulit sekali, karena jumlah mereka yang banyak," lanjutnya.
Kendala lain juga muncul, karena desa Kabuna tidak memiliki lampu penerangan, membuat aktivitas belajar hanya bisa dilakukan sampai sore hari.
Baca Juga: Pemotor Neduh Dari Hujan di Flyover Bisa Ditindak Polisi, Dendanya Bikin Kaget
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR