MOTOR Plus-online.com - Kalau Bro penyuka balap roda 2 perhatikan, ada fenomena menarik di pembalap motocross muda.
Yaitu banyaknya pembalap motocross muda, pindah haluan dari balap garuk tanah ke aspal alias road race.
Padahal, kompetisi motocross untuk usia muda sudah ada, mulai dari 65 cc sampai 85 cc.
Lantas, apa alasan para pembalap motocross ini pindah haluan?
Baca Juga: Geger Kehadiran Skutik Adventure Honda ADV 150, Yamaha Aerox Facelift Adventure Siap Menghadang
Motorplus-online masih ingat saat berbincang dengan Agi Agassi, mantan juara kejurnas motocross Indonesia di artikel ini.
Dimana Agi miris, akan sepinya balapan motocross di Indonesia terutama kejuaraan nasional.
"MXGP bisa dua seri, masa kita kejurnas nyaris tidak ada balap," terang Agi yang terakhir juara nasional pada tahun 2015.
Ya, bisa dibilang kejurnas motocross di Indonesia sedang mati suri, yang berpengaruh pada pembibitan pembalap muda.
Baca Juga: Breaking News: Belum Sehat Betul, Jorge Lorenzo Baru Balik di MotoGP Inggris
Membuat banyak pembalap belia, akhirnya memilih ke kancah balap motor aspal.
Terlebih sekarang sudah banyak kelas, untuk pembalap di bawah usia 12 tahun.
"Event motocross sekarang sedang kurang bergairah karena kurang sponsor juga, jadi hanya senior-senior saja yang masih ikut serius," kata Farhan Hendro, crosser nasional dikutip dari Otorace.id.
Lalu banyak crosser-crosser yang hijrah kompetisi, dengan alasan penjenjangan.
Misalnya Dheyo Wahyu, yang dikenal juara nasional Kejurnas Motocross 85 cc 2017.
Kini Dheyo berkompetisi road race di ajang Thailand Talent Cup (TTC) di bawah naungan Astra Honda Racing Team (AHRT).
"Soalnya kalau mau sukses dan terus di balap, ya harus ke road race karena jelas penjenjangannya. Di motocross masih stuck di Kejurnas," sebut Dheyo.
Hal ini juga sangat dipahami para pembalap senior, seperti kakak-beradik Irwan Ardiansyah dan Hendriansyah.
Baca Juga: Ini Penantang Skutik Adventure Honda ADV150, Seharga Honda BeAT
Keduanya sama-sama fokus untuk membuka sekolah balap motocross dan road race.
Bahkan, anak mereka pun sudah diajari balap di usia sangat dini.
"Motocross bisa jadi langkah awal, soalnya enggak harus susah balapan di sirkuit aspal. Di D.I.Yogyakarta itu jauh," tukas Hendriansyah.
"Jadi sebagai awal itu ditempa di motocross sampai sudah matang dalam berkompetisi, nanti dipindah ke road race untuk penjenjangan," sambung pembalap berjuluk "Dewa Roadrace" ini.
Baca Juga: Adu Banteng di Lampu Merah, Yamaha V-Ixion Hancur Berantakan, Honda BeAT Malah Gak Rusak
Cara yang disampaikan Hendriansyah ini terbukti, pada Dheyo yang juga sukses di TTC.
Sebelum Dheyo, sudah ada Irfan Ardiansyah, Rheza Danica, dan Yassiin Somma yang sukses di road race dengan mengawali karier di motocross.
Ada juga yang pernah menjajal road race, tetapi hati dan passion tetap di motocross.
Seperti Farhan Hendro. "Sudah terlanjur cinta juga (sama motocross), walaupun bokap gue (Asep Hendro) terkenal karena road race 2-tak kan dulu," ujar Farhan.
Baca Juga: Jajal Skutik Adventure Honda ADV 150 dan Berniat Tukar Tambah, Pemilik Honda PCX Malah Kecewa
Jadi semisal ada penjenjangan yang jelas dan bisa dibawa ke kancah Internasional, bisa jadi Kejurnas Motocross akan ramai.
Terlebih Indonesia sudah cukup terpandang di balapan motocross dunia.
Terbukti Indonesia sudah 3 tahun, menggelar MXGP di beberapa daerah.
Jadi bisa saja dibukakan jalan, agar crosser Indonesia bisa berlomba di ajang Internasional secara reguler setiap tahunnya.
Baca Juga: Fatal! Gara-gara Lampu Nggak Nyala, Nyawa Pemotor Pun Melayang
Source | : | Otorace.gridoto.com |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR