Baca Juga: Gak Perlu Repot ke Bengkel, Ganti Kampas Rem Skutik Yamaha NMAX Cuma Butuh 3 Kunci
"Sampai sekarang saya masih trauma kalau ke moge karena cc-nya 1.000 ke atas. Kalau jatuh, risikonya terlalu berat. Bahkan bisa meninggal dunia, seperti teman saya tahun 2014 silam," kenang Fauzi, saat dikunjungi Kompas.com, Jumat (19/7/2019).
Sejak kembali ke kota kelahirannya Sumenep tahun 2015, Fauzi mulai menjajaki dunia adventure trail.
"Waktu itu masih tiga sampai empat orang kalau touring. Ketika saya sudah di Wabup Sumenep, kemudian lahir komunitas Terraks Sumenep Trail Adventure, dimana anggotanya sudah 60 orang lebih," ujarnya.
Selama sepekan, waktunya banyak dihabiskan untuk melayani masyarakat di kantornya, dan kegiatan dinas lainnya.
Baca Juga: Pedagang Bensin Eceran Didenda Rp 30 Milyar dan Penjara 3 Tahun
Namun, di akhir pekan, Sabtu atau Minggu, Fauzi menyempatkan diri menunggangi motor trailnya.
Rute yang diambil, sesuai dengan adanya pengaduan masyarakat di bawah tentang kondisi pembangunan Sumenep dan kondisi masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian pemerintah.
"Nge-trail itu bagi saya selain hiburan dan hobi, saya manfaatkan untuk mempererat hubungan kemanusiaan dengan masyarakat. Saya lihat hasil pembangunan di pelosok, mantau rumah tidak layak huni, mengunjungi lansia yang butuh perhatian, dan juga memberikan bantuan kepada masyarakat yang butuh perhatian," ungkap suami Nia Kurnia ini.
Alumni MAN 1 Sumenep tahun 1998 ini mengaku, merasakan sensasi yang berbeda ketika turun ke masyarakat antara naik mobil dengan naik motor.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR